Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Aiptu Budiman, Dulu Pernah Marah Saat Diminta Shalat, Kini Punya Pesantren Anak Yatim

Kompas.com - 02/07/2020, 10:37 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Aiptu Budiman, Panit II Polsek Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat, menceritakan perjalannya mendirikan pesantren gratis bagi yatim dan duafa.

Bagi pria yang akrab disapa Abah itu, Pesantren Madinah Darul Barokah adalah buah dari hidayah.

Kisah itu bermula saat Abah dipindahtugaskan ke Purwakarta pada 2010.

Baca juga: Puskesmas Diminta Fasilitasi Tes Covid-19 untuk Santri yang Akan Kembali ke Pesantren

Saat itu, ia menghubungi seorang kenalannya untuk membantu mencarikan kontrakan. Namun, kenalannya itu justru mengajaknya membuat saung di sebuah tanah di dekat hutan.

"Saya tanya tanah siapa main buat saung saja," katanya.

Tetapi kenalannya itu justru menyebutkan tanah itu milik Abah.

Usut-usut punya usut Abah pernah menitipkan uang Rp 11 juta kepada kenalannya itu.

Hanya saja, saat ditagih waktu itu, si kenalan mengatakan uang tersebut sudah habis. Abah pun mengaku sempat marah.

"Dia bilang uangnya dibelikan tanah. Saya nggak percaya begitu saja," ucapnya.

Namun, setelah dikorescek kepada pemilik tanah sebelumnya, ternyata benar bahwa tanah tersebut telah dibeli kenalannya itu dengan menggunakan uang milik Abah.

Tanah itu terletak di Kampung Dangdeur. Saat itu wilayah tersebut merupakan kawasan hutan yang jarang tersentuh. Jalan menuju tempat itu berupa setapak.

Pernah marah saat diminta shalat

Setelah tinggal di situ, Abah kemudian mengakrabkan diri dengan warga sekitar. Awalnya ia tak mengaku polisi. Warga pun tak ada yang mengira. Lambat laun ia mengaku karena terdesak.

Ia menuturkan lima warga yang kerap berkumpul dengan Abah memintanya untuk shalat. Namun permintaan itu malah direspons dengan marah.

"Saya marah, saya bilang itu urusan pribadi," ungkapnya.

Lambat laun Abah pun merasa kesepian. Kemudian buah hatinya yang duduk di bangku SD datang.

Saat hendak pulang, si kecil bilang bahwa saungnya kurang satu untuk shalat. Abah terenyuh.

Ia kemudian pulang ke rumahnya dan mengungkap ingin bertobat. Sang ibu pun memberikan wejangan agar sabar menghadapi ujian yang akan datang.

Abah kemudian kembali ke Kampung Dangdeur. Di sana ia menuaikan janjinya untuk tobat.

Mendirikan pesantren

Lima orang warga yang pernah meminta Abah untuk shalat kemudian menemaninya untuk menjadikan saung sebagai pesantren.

Namun, saat ia tengah pulang ke Bandung, saungnya diserang orang tak dikenal dengan tuduhan aliran sesat. Saungnya pun berantakan.

"Saya ingat tentang nasihat ibu saya (tentang ujian)," katanya.

Bersama lima orang warga itu, ia sepakat mendirikan pesantren. Atas saran seorang kerabat, ia mendatangkan ustaz dari Tasikmalaya.

"Saya adalah santri pertamanya," katanya.

Lambat laun, banyak anak-anak yang mengaji di pesantren itu. Sang istri pun mendukung niat mulianya itu. Ia pun menggunakan gajinya untuk kebutuhan sehari-hari para santri.

"Saya juga mengantar santri bersekolah sambil berangkat ke kantor," ujarnya.

Saat ini santrinya ada 250 yang sebagian besar adalah yatim dan duafa.

Para santri akan mulai belajar pada 5 Juli 2020, setelah setelah sebelumnya kembali ke rumah karena pandemi Covid-9.

"Untuk yatim dan duafa gratis untuk keseluruhan kebutuhan, mulai dari makan, pakaian, jajan saya nanggung," kata dia.

Tak hanya pesantren, kini ia juga mendirikan madrasah tsanawiyah dan aliyah. Ada enam pengajar di pesantren dan 23 guru di madrasah.

Polisi unik

Sementara itu, anggota DPR RI Dedi Muyadi yang sering berinteraksi dengan Abah mengatakan, Aiptu Budiman merupakan sosok polisi unik.

Dulunya dia termasuk seorang polisi beringas kepada penjahat, namun kini ia bisa membangun pesantren.

Ia mengaku saat itu ia masih menjabat sebagai bupati Purwakarta dan sering mengunjungi Aiptu Budiman. 

"Saya juga ikut lah sedikit-sedikit membidani lahirnya pesantren untuk yatim piatu itu. Sekarang pun dia tugasnya di Polsek Bungursari dan sering pengajian di Tajug Gede Cilodong," katanya.

Baca juga: Kisah Brigpol Eko Julianto, Bermodal Gaji Polisi Bangun Pondok Gratis Asuh Ratusan Anak Yatim Piatu (1)

Saat ini ia menjadi pimpinan pesantren. Ia menghabiskan masa santai dalam kedinasan di pesantren untuk mendidik anak-anak yatim piatu dan kaum duafa.

"Ia termasuk sosok polisi inspiratif," puji Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com