Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Primadona Turis Asing, Subak Jatiluwih Tawarkan Wisata Budaya dan Pemandangan

Kompas.com - 29/06/2020, 23:51 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Ia mengatakan yang jadi daya tarik lainnya adalah produk beras merah yang merupakan tanaman utama para petani. Produk tersebut juga dikelola menjadi teh beras merah.

Biaya masuk ke lokasi wisata itu juga terbilang murah. Tiket masuk untuk wisatawan lokal seharga Rp 15.000 dan wisatawan asing Rp 40.000.

 

Tentang Subak

Subak merupakan organisasi masyarakat petani di Bali yang mengatur manajemen atau sistem pengairan atau irigasi sawah.

Dosen dan Peneliti di Lab Subak dan Agrowisata Fakultas Pertanian Universitas Udayana I Made Sarjana menjelaskan filosofi dan dan nilai budaya di balik konsep subak.

Baca juga: Subak Jatiluwih, Warisan Budaya Dunia hingga Dikunjungi Obama

Dalam budaya pertanian, seorang petani tak bisa berdiri sendiri dalam setiap proses tanam. Seorang petani harus bekerja sama dengan petani lain.

I Made Sarjana menyebut, subak merupakan manifestasi dari filosofi Tri Hita Karana dalam ajaran Hindu.

Tri Hita Karana, meliputi Parahyangan atau hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam hal ini, para petani Bali akan melakukan upacara secara Hindu dalam setiap tahapan dalam proses pertanian.

Upacara keagamaan rutin dilakukan dari masa ke masa, baik secara kolektif dan individual.

Secara kolektif dilaksanakan berdasarkan fase-fase pertanian mulai dari persiapan lahan hingga panen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com