Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKA China Gelombang Kedua Tiba Akhir Juni di Kendari

Kompas.com - 28/06/2020, 18:06 WIB
Kiki Andi Pati,
Khairina

Tim Redaksi

 

KENDARI, KOMPAS.com- Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China untuk gelombang kedua diperkirakan akan tiba di Kendari pada akhir Juni 2020.

Sebelumnya, sebanyak 156 TKA asal China tiba di Bandara Haluoleo Kendari pada Selasa (23/6/2020).

Mereka merupakan gelombang pertama dari 500 TKA asal China yang akan bekerja di PT Virtue Dragon Nickel Internasional (VDNI) dan PT OSS yang berada di kawasan industri Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Baca juga: Gelombang Pertama TKA China Tiba di Kendari, Gunakan Pesawat Carter

Kepala Kantor Imigrasi Kendari Hajar Aswad mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan jumlah  TKA untuk gelombang kedua.

"Angkanya belum pasti ya. Termasuk tanggal kedatangannya juga saya belum dapat pastikan," ungkap Hajar Aswad dikonfirmasi di kantor Imigrasi Kendari pada Sabtu (27/6/2020).

Sementara untuk visa 156 TKA gelombang pertama  asal China  yang tiba di Kendari, menurut Hajar, hingga kini pihaknya belum melakukan pemeriksaan.

Dikatakan, 156 TKA itu tengah menjalani karantina di PT OSS. Hal itu merupakan bagian dari protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran virus corona alias Covid-19.

"Saat ini mereka sedang menjalani masa karantina, karena semua orang asing yang datang di masa pandemi harus dikarantina," kata Hajar.

Oleh karena itu, tim dari Kantor Imigrasi Kendari belum turun ke kawasan industri pertambangan Morosi untuk memeriksa dokumen 156 TKA itu, meski visa mereka sudah diperiksa oleh pihak Imigrasi Manado saat transit di Bandara Samratulangi.

"Secara fisik belum. Karena belum mengutus anggota saya ke sana karena ini masih masa karantina, jadi agak khawatir juga," lanjutnya.

Lebih lanjut, Hajar menjelaskan, setelah 14 hari, ia akan menugaskan anggotanya untuk melakukan pemeriksaan dokumen setelah karantina.

"Insya Allah di hari ke-15 atau ke-16 menugaskan petugas saya untuk mengecek langsung, pertama baik itu visa, paspor, dan sesuai dengan wajahnya. Walaupun mereka sudah diperiksa di tempat pemeriksaan Imigrasi di Manado saat tiba di Bandara Samratulangi," terangnya.

Pemeriksaan itu, tambah Hajar, penting dilakukan karena setiap TKA yang mengunakan visa C 312 memiliki kewajiban selama 30 hari untuk melapor ke kantor Imigrasi.

Jadi 156 TKA, yang merupakan gelombang pertama dari total 500 TKA yang akan datang ke Kendari ini, belum dapat bekerja.

Sebab, untuk bisa bekerja sesuai dengan peruntukan visa, TKA harus mendapatkan izin tinggal terbatas (itas).

"Semua tenaga kerja asing yang menggunakan visa C312 memiliki kewajiban untuk melapor ke Imigrasi sehingga diubah dari Vitas menjadi Itas. Setelah diterbitkan Itas baru mereka bisa beraktivitas sesuai dengan peruntukan visanya," papar Hajar.

Baca juga: Massa Demo di Dekat Bandara Haluoleo Kendari Cegat Mobil Berisi 1 TKA China

Diakui Hajar, walaupun pihaknya belum memeriksa secara fisik dokumen 156 TKA itu, namun mereka menggunakan visa C312 atau visa kerja.

Hal itu diketahui sesuai permohonan visa dari sponsor para TKA itu ke pihak Imigrasi.

"Sebenarnya, sebelum mereka tiba di tanah air, saya sudah memiliki data berupa permohonan visanya dari sponsor dari kantor pusat Direktorat Jenderal Imigrasi itu detail nama, no paspor, jenis visa yang diajukan. Semua menggunakan visa 312," tukasnya.

Sedangkan mengenai profesi atau keahlian para TKA tersebut, kata Hajar, bukan kewenangan kantor imigrasi dan itu tupoksi dari Dinas Tenaga Kerja.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 156 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China tiba di Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) tepat pukul 20.30 Wita dengan menumpang pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 3771.

Sementara di simpang 4 menujua Bandara Haluoleo Kendari, ratusan orang menggelar unjuk rasa menolak kedatangan para TKA.

Aksi demonstrasi yang digelar hingga tengah malam berakhir ricuh.

Polisi yang menjaga aksi berusaha membubarkan para pengunjuk rasa dengan gas air mata dan dibalas lemparan batu dan kayu oleh para demonstran. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com