Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Sumatera Mati Setelah Makan Umpan Kambing Beracun, Kulit Kepala dan Taring Hilang

Kompas.com - 22/06/2020, 18:49 WIB
Oryza Pasaribu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MANDAILING NATAL, KOMPAS.com - Satu ekor harimau sumatera diduga mati setelah memakan umpan kambing yang diberi warga, di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Muara Batang Gadis, Mandailing Natal (Madina).

Sadisnya, bagian kepala harimau dikuliti, lalu bangkainya dikubur di halaman rumah warga setempat.

M Sobirin Sitompul (53) yang juga Ketua salah satu LSM, warga Panyabungan, Mandailing Natal menceritakan, Senin (15/6/2020), ia dan dua rekannya berangkat menuju Desa Siulangaling, Kecamatan Muara Batang Gadis untuk mendapatkan informasi mengenai dugaan penyimpangan dana desa yang terjadi di sana.

Baca juga: BKSDA Sumbar: Kucing Emas Langka Diduga Mati karena Stres, Anemia dan Dehidrasi

 

Dengan menggunakan perahu dan menempuh waktu lebih kurang lima jam, mereka pun tiba di lokasi.

Sampai di sana, Sobirin mendapat informasi, bahwa pada Kamis (11/6/2020) malam, ada kejadian satu ekor harimau yang dijebak warga dengan umpan satu ekor kambing ditemukan mati di Desa Rantau Panjang.

Kemudian, harimau itu dikubur di halaman depan rumah salah satu warga yang disebut-sebut oknum kepala desa.

Baca juga: Kucing Emas Langka yang Terjerat Perangkap Babi Akhirnya Mati

Umpan kambing yang sudah diberi racun tikus

Menurut cerita warga yang didapat Sobirin, satu minggu sebelum harimau ditemukan mati, warga merasa resah, karena sering melihat harimau masuk ke perkampungan dan berkeliaran.

Kemudian, warga membuat umpan satu ekor kambing yang telah dimasukkan racun tikus untuk memancing harimau tersebut.

Kamis (11/6/2020) malam, umpan dimakan satu ekor harimau berukuran dewasa.

Setelah memastikan harimau mati, kemudian warga beramai-ramai menggotong bangkainya ke rumah kepala desa setempat.

"Dari pengakuan warga, mulanya bangkai harimau itu masih utuh. Namun saat dikuburkan, bagian kulit kepala, taring dan anggota tubuh lainnya sudah tidak ada lagi dan diduga kuat sudah diambil. Kemudian bangkainya dikuburkan di halaman rumah kepala desa," kata Sobirin lewat pesan singkatnya kepada Kompas.com, Minggu (21/6/2020).

 

Oknum desa dan kecamatan sengaja menutupi

Sobirin menjelaskan, ia menyesalkan adanya aksi tersebut tanpa koordinasi dengan pihak terkait.

Apalagi, harimau sumatera itu merupakan hewan yang dilindungi dan dilarang keras dibunuh. Dan pihak desa serta Kecamatan diduga berusaha untuk menutupi kejadian tersebut.

"Itu yang kita sesalkan, dan kejadian itu seolah-olah sengaja ditutup-tutupi. Tidak ada satupun yang melaporkannya. Kepala Desa tidak memberikan keterangannya begitu juga dengan camat ikut menutupi adanya kejadian itu," ujar Sobirin.

Sobirin mengatakan, atas saran temannya yang ikut ke lokasi, kejadian itu dilaporkannya ke pihak BBKSDA setempat. Dan sedang dilakukan penyelidikan.

"Kejadian itu kami laporkan ke BBKSDA, Sabtu (20/6/2020). Dan sekarang pihak BBKSDA, Polhut TNBG sedang melakukan penyelidikan dan turun ke lokasi," kata Sobirin.

Baca juga: Kisah Petani Diserang Harimau Saat Menyadap Karet, Selamat karena Naik Pohon

Camat belum berkomentar

Camat Muara Batang Gadis Edi Ikhsan, yang sudah dikonfirmasi mengenai adanya kejadian itu lewat pesan singkat belum memberikan jawaban.

Kepala Balai Taman Nasional Batang Gadis Ir Sahdin Zunaidi mengatakan, terkait adanya informasi mengenai kematian satu ekor harimau di Kabupaten Madina, pihaknya baru mendapat laporan itu pada Sabtu (20/5/2020) malam.

Isi laporan itu memberitahukan lokasi kejadian berada di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Batang Gadis. Dan berada sekitar delapan kilometer di luar areal TNBG.

"Lokasinya berada sekitar delapan kilometer di luar TNBG atau sekitar empat sampai lima jam dengan berjalan kaki," ujar Sahdin.

 

Sahdin menjelaskan, lokasi kejadian juga berada di wilayah hutan produksi terbatas dan hutan produksi konversi. Dan kejadian itu susah dilaporkan ke Dirjen KSDAE.

"Kejadian ini juga sudah kami laporkan, dan Pak Dirjen KSDAE memonitor langsung penanganannya," kata Sahdin

Turunkan tim untuk penyelidikan

Sahdin mengatakan, untuk membuktikan kebenaran informasi tersebut, pihaknya juga sudah menurunkan tim untuk melakukan pengumpulan bahan dan keterangan serta pendalaman data.

Tim berangkat pada Minggu (21/6/2020) dan bermalam di Singkuang. Dan Senin (22/6/2020) pagi, melanjutkan perjalanan dengan menggunakan boat ke Desa Rantau Panjang.

"Ada 9 orang yang terdiri dari petugas TNBG, BBKSDA, KPH dan satu orang dokter hewan. Lokasi kejadian juga cukup jauh, tidak ada sinyal dan kita masih menunggu laporan." Ujar Sahdin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com