KPA sebenarnya senang mewarnai. Namun aktivitas ini tidak bisa dilakukan karena buku dan alat mewarnainya ditinggal di rumah.
"Semua kan disterilkan di rumah, khawatir menulari yang lain. Jadi tidak ada yang dipakai mewarnai di sini," keluh SR.
Tidur bersama anaknya
Setiap malam SR tidur bersama anaknya. Ia sadar risiko tertular Covid-19 cukup tinggi. Apalagi, ia berkumpul dengan pasien positif Covid-19.
Baca juga: Anak Usia 11 Tahun Terpapar Covid-19 dari Klaster Pabrik Rokok Tulungagung
Tapi, ia tak punya pilihan. Tak mungkin dirinya meninggalkan anak perempuan kesayangannya sendiri di pusat karantina.
Petugas medis pun memperlakukan sang ibu layaknya pasien lain. Ia juga mendapatkan makanan dan suplemen agar kesehatannya terjaga.
Sedangkan pasien lain juga ikut menjaganya. Mereka selalu menjaga jarak agar SR tak tertular Covid-19.
"Hasil rapid test nonreaktif. Tapi saya sudah siap mental seandainya nanti tertular," kata SR.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Perjuangan Ibu di Tulungagung, Rela Tinggal di Lokasi Karantina Covid-19 Demi Tunggui Anak Bungsunya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.