Menurut Om Jo, mobil tersebut dapat menempuh jarak antara 110 hingga 120 kilometer dengan kecepatan standar.
Adapun untuk mengisi daya hingga penuh memerlukan waktu sekitar enam jam.
Mobil berkapasitas dua orang ini dilengkapi dengan dua percepatan dan satu gigi mundur. Secara keseluruhan, mobil tersebut memiliki bobot sekitar 300 kilogram.
Baca juga: Kisah Pembuat Mobil Listrik AHC 01, Sempat Diremehkan Orang dan Dicuekin Pemkab
Lantas berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat mobil listrik tersebut.
"Mungkin sudah habis hampir Rp 100 juta, karena trial and error. Kalau sekarang untuk biaya produksi mungkin sekitar Rp 30 juta hingga Rp 40 juta," kata Om Jo.
Om Jo mengaku mempelajari cara kerja mobil listrik secara otodidak.
Pasalnya, Om Jo bersama ketiga rekannya tidak ada yang memiliki latar belakang di bidang otomotif.
Yanuardi Dwi Saputro, salah seorang yang terlibat dalam pembuatan mobil listrik ini, mengaku awalnya sempat mendapat cibiran dari orang-orang sekitar.
"Ada saja yang merendahkan, katanya siapa yang mau beli? Padahal, mobil listrik ini kan mobil masa depan. Saya bermimpi nantinya dapat mempekerjakan orang-orang lokal sini," kata Yanuardi.
Baca juga: Ditjen Perhubungan Darat Siapkan Aturan Pengujian Mobil Listrik
Hal senada disampaikan Andri Wijanarko. Dia mulai aktif terlibat dalam pembuatan mobil listrik sejak beberapa bulan terakhir setelah usahanya gulung tikar akibat pandemi virus corona (Covid-19).
"Usaha tutup, terus Om Jo ngajak gabung ke sini. Saya tadinya tidak tahu apa-apa tentang otomotif, begitu gabung di tim ini jadi tahu," ujar Andri.
Semangat mereka pun membuahkan hasil. Kini mereka tengah menyelesaikan karya kedua. Mobil listrik kedua itu merupakan pesanan dari seseorang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.