Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Bimbang, Status Fahri Sebenarnya Positif Covid-19 atau Bagaimana"

Kompas.com - 14/06/2020, 15:06 WIB
Fitri Rachmawati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

 

"Warga kami memang kebanyakan orang kampung, banyak yang menjadi pedagang dan buruh serabutan, tetapi mereka tidak mengucilkan keluarga Pak Iansyah," kata Hamid.

Iansyah dan Erni mengaku dijauhi oleh keluarga dekatnya, tetapi mereka tidak mempersoalkan karena paham ada rasa takut dan khawatir.

"Sedih sih dijauhi keluarga, mereka tak menelepon saat Fahri meninggal. Bahkan akun Facebook saya tidak aktifkan lagi, karena banyak pertanyaan dari keluarga yang saya tak mampu menjawabnya," keluh Erni dengan mata berkaca.

Bagi Erni ataupun Iansyah, sikap keluarga dan kerabat yang menjauh tidak akan lama.

Mereka percaya apa yang dilakukan keluarga semata-mata hanya karena khawatir tertular.

"Nanti pasti akan reda, saya serahkan pada Tuhan. Kami percaya keluarga masih sayang kami," kata Erni.

Saat Kompas.com mendatangi makam Fahri yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya, ada sejumlah warga dan anak-anak melihat dari pagar makam.

Mereka mengenal Fahri, salah satunya Rahim. Rahim mengenang proses pemakaman Fahri, dia mengaku sedih dan hanya bisa berdoa dari kejauhan.

"Saya dan warga lainnya dilarang mendekat oleh polisi, kami nurut, dan mendoa'akan Fahri dari jauh," katanya.

Di Lingkungan Karang Rundun, masih banyak warga yang enggan mengunakan masker.

Kepala lingkungan dan tokoh masyarakat setempat terus berupaya menumbuhkan kesadaran agar warganya mengikuti protokol kesehatan Covid-19, belajar dari apa yang dialami keluarga Iansyah.

Dari pantauan di lingkungan itu, masih banyak warga yang saat beraktivitas di luar rumah tidak memakai masker, termasuk anak-anak mereka.

Namun, di beberapa titik tersedia bak cuci tangan termasuk di rumah warga lengkap dengan sabunnya.

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduka dan KB (DP3AKB) NTB juga sempat datang menyampaikan belasungkawa pada keluarga Iansyah.

Selly Andayani, Kepala Dinas DP3AKB NTB, berharap warga tidak menganggap Covid-19 sebagai aib.

Jika ada warga yang terpapar harus dibantu dan diberi semangat.

"Kami sangat prihatin atas apa yang dialami Fahri Hamzah. Kami berharap warga di sini memberikan motivasi agar keluarga yang ditinggalkan tidak larut dalam kesedihan ya, agar tetap semangat," kata Selly.

Selly juga mendorong dan mengusulkan pada Tim Satgas Covid-19 NTB dalam memenuhi kebutuhan warga di masa pandemi ini.

Tim satgas juga diharapkan memperhatikan kebutuhan berbasis anak, termasuk masker untuk anak-anak, tidak hanya masker untuk orang dewasa.

Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah yang juga Ketua Satgas Covid19 NTB mengatakan Pemprov NTB menangani serius kasus anak positif Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com