Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Hasil Rapid Test Pria Ini Reaktif Hamil | Montir Tewas Terjerat Benang Layangan

Kompas.com - 14/06/2020, 06:30 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Seorang pria asal Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), bernama Ariyanto Boik, terkejut dengan hasil rapid test yang dilakukan rumah sakit setempat.

Pasalnya, hasil yang diterimanya tersebut bukannya menunjukan hasil tes Covid-19, melainkan disebut reaktif hamil.

Menanggapi hal itu, keluarga Ariyanto protes kepada petugas di lokasi karantina.

Hal itu dikarenakan, petugas dianggap tidak profesional dalam menangani kasus Covid-19.

Sementara di Solo, Jawa Tengah, seorang montir tewas setelah terjerat benang layangan yang melintang di jalan.

Saat terjerat itu, korban sempat terjatuh dan berusaha melepaskan benang yang menyayat lehernya.

Namun karena luka sayatan benang di lehernya menyebabkan banyak keluar darah, korban akhirnya meninggal saat dilarikan ke rumah sakit.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya:

1. Hasil rapid test pria ini reaktif hamil

Sejumlah keluarga Ariyanto Boik datangi Rusun penampung pasien ODP Covid-19 di Kabupaten Rote Ndao, NTT, untuk memprotes hasil rapid tesIstimewa Sejumlah keluarga Ariyanto Boik datangi Rusun penampung pasien ODP Covid-19 di Kabupaten Rote Ndao, NTT, untuk memprotes hasil rapid tes

Ariyanto Boik, pria asal Kabupaten Rote Ndao, NTT, terkejut saat mengetahui hasil rapid test yang dilakukan petugas medis.

Pasalnya, hasil yang didapat itu bukannya berkaitan dengan Covid-19, tapi justru disebut dirinya reaktif hamil.

Mengetahui hal itu, keluarga Ariyanto merasa tidak terima dan memprotes kinerja yang dilakukan petugas medis yang melakukan rapid test tersebut.

Mereka beranggapan bahwa tenaga medis yang melakukan rapid test tersebut tidak profesional dalam bekerja.

Baca juga: Hasil Rapid Test Pria Ini Reaktif Hamil, Keluarga Marah Datangi Tempat Karantina

2. Montir tewas terjerat benang layangan

Ilustrasi kecelakaan sepeda motorhttps://www.lifehacker.com.au/ Ilustrasi kecelakaan sepeda motor

Seorang montir di Solo, Jawa Tengah, bernama Yohanis Budi Santoso (21), tewas setelah lehernya terjerat benang layangan saat melintas di jalan raya.

Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (11/6/2020).

Saat itu, korban diketahui sedang menjajal kendaraan milik pelanggannya yang akan diperbaiki.

Namun naas, lehernya justru terjerat benang layangan yang melintang di jalan.

Setelah terjatuh dari kendaraan, korban diketahui sempat berusaha melepaskan jeratan benang yang melilit di lehernya.

Tapi karena sayatan benang tersebut cukup tajam, korban akhirnya tewas setelah mengeluarkan banyak darah.

Baca juga: Sebelum Tewas, Montir Sempat Bangun Melepas Benang Layangan yang Jerat Lehernya

3. Guru SMP foto 25 gadis tanpa busana

Ilustrasi pornografi. (Shutterstock) Ilustrasi pornografi. (Shutterstock)

Seorang guru SMP di Bojonegoro, Jawa Timur, bernama Muhamad Hadi, diamankan polisi.

Pasalnya, ia dilaporkan telah melakukan perbuatan asusila dengan modus menjadi fotografer.

Dari pemeriksaan yang dilakukan, korbannya ada sebanyak 25 gadis. Mereka diiming-imingi menjadi model dengan honor antara Rp 250.000 hingga Rp 500.000.

Namun saat pemotretan, korban justru diminta membuka baju.

Beberapa korban di antaranya bahkan sempat disetubuhi oleh pelaku.

Kasus tersebut terbongkar setelah salah satu korban memberitahu kepada orangtuanya hingga akhirnya dilaporkan ke polisi.

Baca juga: Guru SMP Foto 25 Gadis Tanpa Busana, Korban di Bawah Umur Disetubuhi hingga Diperas Rp 60 Juta

4. Video TikTok pejabat Bondowoso

screenshot video tik tok pejabat dinas Pemkab Bondowoso yang menjadi soroatan warga   screenshot/Kompas.com screenshot video tik tok pejabat dinas Pemkab Bondowoso yang menjadi soroatan warga

Video TikTok yang dilakukan Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga Pemkab Bondowoso, Jawa Timur, Harry Partriantono bersama seorang perempuan di kantornya viral di media sosial.

Dalam video tersebut, Harry terlihat memperagakan seruling tarian ular.

Sedangkan teman perempuannya yang berada diatas meja menari mengikuti irama musik.

Terkait beredarnya video tersebut, Harri mengaku minta maaf kepada masyarakat.

Ia sadar, bahwa apa yang dilakukannya tersebut tidak etis bagi seorang pejabat.

“Karena saya sebagai seorang pejabat, di mana saya harus jadi contoh, di situlah khilafnya saya, salahnya saya,” kata Harry kepada Kompas.com, saat dihubungi via telepon, Jumat (12/6/2020).

Baca juga: Video Tarian TikTok-nya di Atas Meja Kantor bersama Seorang Perempuan Viral, Pejabat Bondowoso Akui Khilaf

5. Perempuan hiperseksual tertangkap saat mencuri

Ilustrasi tahanan.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi tahanan.

Seorang perempuan berinisial RS (55) di Pontianak, Kalimantan Barat, ditangkap polisi karena ketahuan mencuri tas warga.

Saat dilakukan pemeriksaan, alasan pelaku nekat mencuri karena butuh uang untuk membayar pria yang bersedia memuaskan hasrat seksualnya.

Sebab, selama ini perempuan tersebut mengaku memiliki hasrat seksual tinggi atau hiperseksual.

"Karena tersangka mengakui memiliki hasrat seksual yang lebih, sehingga tersangka mencari uang untuk membeli laki–laki yang dapat memuaskan hasratnya,” kata Kapolresta Pontianak Kombes Pol Komarudin, Sabtu (13/6/2020).

Baca juga: Ditangkap karena Mencuri, Perempuan Ini Mengaku Hiperseksual, Uangnya untuk Bayar Pria Hidung Belang

Sumber: Kompas.com (Penulis : Sigiranus Marutho Bere | Editor : Robertus Belarminus, Pythag Kurniati, Rachmawati, Candra Setia Budi, Setyo Puji)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com