KOMPAS.com - Seorang pemilik bengkel di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Malang, Jawa Timur, bernama Teguh Wuryanto terkejut dengan tagihan listrik bengkelnya.
Teguh mengatakan, tagihan listrik naik 20 kali lipat menjadi Rp 20.158.686.
Tak hanya kaget, Teguh pun keheranan dengan jumlah tagihan listrik itu.
Sebab, Teguh merasa jarang menggunakan alat di bengkelnya semenjak pandemi Covid-19.
Baca juga: Tagihan Listrik Naik? PLN: Kami Tidak Berwenang Menaikan Tarif Listrik
Penggantian dilakukan pada Januari 2020. Semenjak saat itu, tagihan mengalami kenaikan.
Kenaikan tagihan masih dirasa wajar hingga Mei 2020.
Berdasarkan faktur tagihan, jumlah tagihan listrik bengkelnya pada Februari sebesar Rp 2.152.494.
Kemudian di bulan berikutnya Rp 921.067, lalu naik pada bulan April menjadi Rp 1.218.912.
Baca juga: PLN Tawarkan Pelanggan yang Tagihannya Capai Rp 20 Juta Mencicil
Ilustrasi uang
Pada bulan Mei, tagihan itu naik 20 kali lipat. Teguh harus membayar Rp 20.158.686.
"Logikanya tidak mungkin bisa tagihan listrik segitu. Apa yang saya gunakan?" tutur dia.
Ia merasa, sejak pandemi, jarang menggunakan alat di bengkelnya.
Rupanya penyebab tagihannya naik adalah kebocoran daya reaktif (kVarh).
Kebocoran ini bersumber dari alat berupa kapasitor yang rusak dan tak berfungsi.
Teguh menyayangkan pihak PLN tak menyosialisasikan alat kapasitor itu ketika mengganti meteran listrik.
"Harusnya disurvei dulu ya. Kalau kapasitor saya rusak dan meteran digital sensitif. Karena namanya orang jualan harus memberikan pelayanan. Mereka asal main ganti,” ujar Teguh.
Baca juga: Pemilik Bengkel Kaget Lihat Tagihan Listrik sampai Rp 20 Juta, Melonjak 20 Kali Lipat
Saat diganti ke digital, rupanya kapasitor di bengkel itu rusak dan tak berfungsi.
Alat kapasitor, kata dia, merupakan bagian dari tanggung jawab pelanggan.
Kerusakan kapasitor itulah yang membuat tagihan membengkak.
"Pada intinya dari sisi peralatan PLN tidak ada yang bermasalah, tapi dari sisi pelanggan ada perawatan namanya kapasitor sudah tidak berfungsi dengan baik,” ujar Eryan.
Baca juga: Terjawab, Penyebab Tagihan Listrik Pemilik Bengkel Melonjak 20 Kali Lipat
Ilustrasi listrik PLN
PLN pun menawarkan skema pembayaran kepada Teguh dengan cara dicicil.
PLN mengatakan, tagihan yang harus dibayar oleh Teguh nilainya tetap sama, yakni sekitar Rp 20 juta.
"Karena secara pemakaian sudah betul, ya solusi yang kami tawarkan sama dengan yang lain, artinya cicilan pembayaran," kata dia.
Pihak PLN masih menyimulasikan besaran cicilan untuk Teguh.
“Pelanggan lagi ke kantor unit kami untuk membuat surat pengakuan hutang atau SPH cicilannya. Jadi, besaran cicilan masih dia ingin simulasi di kantor. Tadi, kami menghitungnya secara kasar, tapi kalau sudah di aplikasi terlihat cicilan per bulannya,” ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor : David Oliver Purba)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.