Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat YouTube, Tukang Reparasi Elektronik Mampu Ciptakan Mobil Listrik, Ini Ceritanya

Kompas.com - 03/06/2020, 06:15 WIB
Bagus Supriadi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Sasmito, seorang tukang reparasi barang elektronik asal Dusun Kraton, Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Jember, mampu menciptakan sebuah mobil listrik.

Ide ini muncul berawal dari sebuah grup Facebook komunitas sepeda motor listrik pada 2016.

Di sana, dia mendapatkan banyak referensi tentang cara membuat mobil listrik.

“Di sana kenalan banyak teman-teman yang bisa membuat mobil listrik,” ucap Sasmito saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/6/2020).

Baca juga: Surabaya Jadi Zona Hitam, Apa yang Terjadi?

Sebelum membuat mobil listrik, ayah dua anak ini memiliki sepeda listrik.

Pada 2012, dia kemudian membeli sebuah motor listrik.

Merasa tak puas, pada tahun 2016, Sasmito mencoba memodifikasi sepeda listrik bekasnya menjadi mobil listrik.

Dia memang sudah lama ingin membuat mobil listrik sendiri. Sebab jika dibeli harganya mahal.

Baca juga: Risma Pamit, Ada 19 Nama Mendaftar ke PDI-P yang Siap Menggantikan

Sasmito mengumpulkan barang bekas sepeda listrik miliknya, mulai dari dinamo hingga rangkanya. Sedangkan baterai dan control dibeli baru dengan menyicil.

Sasmito total mengeluarkan uang sekitar Rp 12 juta untuk membuat mobil impiannya.

Proses perakitan memakan waktu setengah bulan.

“Setengah bulan sudah bisa dirakit, tapi perlu penyempurnaan,” jelas dia.

Setelah jadi, awalnya mobil listrik tersebut mirip seperti mobil "kodok". Sasmito kemudian mengubah bentuk mobil sesuai keinginannya.

Saat ini tampilan mobil tersebut mirip seperti Jeep kuno.

Pria ini mengaku tak memiliki kemampuan untuk mendesain bodi mobil. Tak heran, bentuk mobil listrik tersebut terlihat belum rapi.

Lewat YouTube

Pria lulusan SMP PGRI 1 Tempurejo ini menjadikan YouTube sebagai referensi. Dari sana proses kreatif dilakukan.

Selain YouTube, Sasmito belajar dan sharing dengan teman di grup Facebook. 

Untuk mengasah kemampuanya di bidang ini, dia juga membuka bengkel perbaikan sepeda motor listrik.

Sasmito memang memang memiliki hobi memperbaiki barang elektronik, seperti televisi dan  kulkas.

Menurut dia, jika sudah terbiasa memperbaiki barang elektronik, mudah untuk membuat mobil listrik.

Kendaraan saat musim hujan

Sasmito menggunakan mobli listrik untuk dipakai sehari-hari. Misalnya untuk mengantarkan anak ke sekolah.

Jika musim hujan, kendaraan ini menjadi penyelamat. 

“Kadang-kadang digunakan ke pasar dengan jarak sekitar 20 kilometer,” tutur dia.

Tak perlu pusing mengeluarkan uang untuk mengisi bahan bakar. Sasmito hanya perlu mengisi daya listrik mobil tersebut. 

Tak dijual

Sasmito tak pernah berpikir membuat mobil listrik untuk dijual secara luas ke masyarakat.

Selain itu, terbilang sulit mencari pasar untuk menjual mobil yang diciptakannya.

Namun, pria ini tetap tertarik untuk membuat mobil listrik yang lebih bagus, dari sisi performance dan penampilan. 

Alasan lain, Sasmito membuat mobil listrik karena pengeluaran menjadi lebih hemat.

Untuk perbandingan, jika sepeda motor menghabiskan satu liter bensin seharga Rp 8.000, mobil ini hanya memerlukan daya 900 watt atau sekitar Rp 1.600.

Hanya saja harga baterai kendaraan listrik terbilang mahal, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 4 juta.

Namun, jangan khawatir karena baterai listrik biasanya awet, bahkan ada yang bertahan sampai 20 tahun.

“Naik mobil listrik ini juga untuk mengurangi polusi udara,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com