Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Kisah Driver Ojol Tak Dibayar Setelah Antar Penumpang dari Denpasar ke Bangli

Kompas.com - 26/05/2020, 12:38 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Iwan Sugito Pranoto (34), seorang pengemudi ojek daring (online), tak menyangka bakal mengalami pengalaman apes saat mengantarkan penumpang dari Kota Denpasar menuju Kabupaten Bangli, Senin (26/5/2020).

Setelah menempuh perjalanan sekitar 53 kilometer, penumpang itu meminta maaf kepada Iwan.

Sang penumpang mengaku tak mempunyai uang untuk membayar jasa Iwan. Sebab, penumpang tersebut baru keluar dari tahanan.

Iwan membagikan pengalaman apes itu di media sosial Facebook. Unggahannya mendapatkan ratusan respons dari sesama pengemudi ojek online.

Awalnya, Iwan sedang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan minimum sembari menunggu order di Kota Denpasar.

Baca juga: KKB Memperluas Wilayah ke Intan Jaya, Polisi: Anggota Sekitar 50 Orang dengan Senjata Perang

 

Tiba di depan Lapangan Lumintang, Denpasar, ia pun dipanggil seorang lelaki berusia sekitar 40 tahun.

Lelaki itu meminta diantarkan ke rumahnya di Kabupaten Bangli. Iwan pun menyanggupi. Maklum, order hari itu cukup sepi.

Sebelum penumpang naik, tak ada tawar-menawar harga antara keduanya.

"Emang saya enggak pernah pasang tarif untuk orderan offline sejak join Gojek, jadi ya semampunya aja pelanggan bayar, karena kemampuan ekonomi tiap orang beda-beda," kata Iwan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/5/2020).

Iwan pun membawa penumpang itu melewati Jalan By Pass Ida Bagus Mantra.

 

Di perjalanan, Iwan merasa ada yang aneh. Ketika ditanya, penumpang itu selalu menjawab iya dan terserah. Penumpang itu juga terlihat gelisah seperti orang linglung.

Tiba di perempatan Ketewel, Gianyar, Iwan menanyakan jalan yang akan diambil menuju rumah penumpang tersebut.

Namun, penumpang itu selalu menjawab terserah.

Iwan mulai khawatir. Ketika memasuki jalan desa, Iwan berharap bertemu posko Covid-19.

"Ini bapaknya tanpa masker, siapa tahu kalau kena razia disuruh putar balik," kata Iwan.

Baca juga: Jika Tidak Tertahan di Perbatasan Sikka dan Flores Timur, Bayi Kami Pasti Selamat

Tiba di kawasan Ubud, Iwan mencoba memutar jalan, tetapi, penumpang tetap bergeming.

Iwan makin khawatir ketika si penumpang menyebut tak tahu jalan pulang.

Ia sempat berpikir bahwa penumpang tersebut merupakan pasien Rumah Sakit Jiwa Bangli.

Sang penumpang, kata dia, juga sempat meminta minuman botol yang dibelinya. Saat itu, ia berhenti pura-pura menyalakan aplikasi petunjuk arah untuk mencari jalan.

"Waktu berhenti, bapak ini langsung ambil minuman saya. 'Pak, saya haus, saya minta ya'," kata Iwan menirukan.

Minuman itu diminum sampai tandas. Botolnya dibuang.

 

Iwan pun melanjutkan perjalanan. Penumpang itu minta diturunkan di Pasar Bangli.

Biasanya, kata Iwan, tarif ojek dari Denpasar menuju Bangli sebesar Rp 250.000.

"Biasa offline Rp 150.000 sampai Rp 250.000, tergantung driver," kata dia.

Namun, Iwan tak mendapatkan uang itu.

Setelah turun dari motor dan melepaskan helm, penumpang itu menangkupkan kedua tangan di depan dada.

Baca juga: Gugus Tugas Gandeng Gojek dan IBM Distribusikan Bantuan untuk Faskes

Penumpang itu meminta maaf dan mengaku tak mampu membayar jasa Iwan.

"Saya enggak bisa bayar, Pak, baru lepas dari tahanan, belum tentu keluarga menerima saya," kata Iwan menirukan penumpang itu.

Iwan pun memaafkan penumpang tersebut. Ia mengaku ikhlas.

"Saya jawab, ya enggak apa-apa, saya ikhlas dan sudah firasat," kata Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com