Entah apa yang ada dibenak MB (47), warga Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara, Kota Sidempuan, Sumatera Utara, ia dengan tega memerkosa anak tirinya yang berusia 18 tahun hingga hamil dan melahirkan.
Perbuatan MB terbongkar setelah korban melahirkan seorang anak laki-laki di kamar mandi, dan diketahui ibu kandungnya.
Kasat Reskrim Polres Padang Sidempuan AKP Bambang Herianto Tarigan mengatakan, peristiwa ini terbongkar berawal dari korban mengeluh sakit pada bagian perut pada ibunya.
Sambung Bambang, mendengar keluhan anaknya, sang ibu berencana membawa putrinya untuk berobat.
Namun, saat akan diajak pergi berobat, korban pergi ke kamar mandi. Tiba-tiba, ibunya mendengar korban menjerit kesakitan.
Mendengar itu, lanjut Bambang, ibu korban langsung mendantangi korban. Dan betapa terkejutnya sang ibu melihat korban dalam keadaan berdarah dan ada bayi di dekatnya.
"Anaknya laki-laki dan dilahirkan di dalam kamar mandi. Kondisinya sehat," ujar Bambang kepada Kompas.com, Rabu (18/5/2020).
Baca juga: Ayah Perkosa Anak Tiri, Terungkap Saat Melahirkan di Kamar Mandi
Maulana Agus Arif Budi Satrio (38), Warga Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, nekat pulang kampung dengan berjalan kaki dari Cibubur, Jakarta Timur, hingga Gringsing, Kabupaten Batang, sejauh 440 kilometer.
Setiba di Gringsing, pria yang akrab disapa Rio ini diantar pulang oleh komunitas pengemudi pariwisata Indonesia (Peparindo) Jawa Tengah sampai ke kampung halaman di Solo.
Tentunya bukan tanpa alasan jika Rio melakukan perjalanan sejauh itu.
Iya, hal itu dilakukannya karena ia kehabisan uang untuk pulang ke kampung halamannya setelah terkena pemutusan hubungan kerja ( PHK) dari perusahaan tempatnya bekerja di Jakarta Timur akibat pandemi wabah virus corona.
"Saya menerima berita di-PHK dari kantor pada Jumat 8 Mei 2020," katanya
Setelah mendengar kabar kalau dirinya terkena PHK, ia pun kemudian berpikir apakah harus bertahan di Jakarta atau memilih untuk pulang kampung halamannya di Solo.
Namun, kata Rio, jika tetap di Jakarta, dirinya harus membayar uang sewa kontrakan dan harus mencukupi kebutuhan hidup setiap hari. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke Solo.