Banyaknya warga yang datang di luar perkiraan ini yang membuat protokol kesehatan dilanggar saat mengantre.
Menurut Haikal, berbagai cara dilakukan petugas agar masyarakat taat aturan, tapi tidak digubris.
“Kami kewalahan karena yang datang terutama di gedung serbaguna sangat banyak. Khusus di gedung serbaguna, kami melepas 1.200 paket yang harusnya hanya 600 paket per hari, karena membludaknya,” katanya lagi.
Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin yang dimintai komentarnya mengatakan, harusnya pihak penyelenggara berkoordinasi dengan kepolisian soal mekanisme pelaksanaan pasar murah.
Di mana-mana, yang namanya pembagian seperti sembako dan BLT pasti menimbulkan kerumunan.
"Kita harus memberikan penjelasan kepada masyarakat, menjaga jarak itu wajib, satu meter itu wajib, gak ada cerita. Antara masyarakat dan penyelenggara menimbulkan masalah baru, kita yang menghimbau untuk patuh protokol kesehatan, physical distancing khususnya. Tapi kita sendiri yang membuat menjadi ramai," kata Martuani dalam talkshow di media center GTPP Covid-19 Provinsi Sumut, Senin (18/5/2020).
Perlu dicari jalan keluar yang baik supaya harapan pemerintah dan masyarakat bisa bertemu, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Jaga jarak antara yang satu dengan yang lain khusus dalam pelaksanaan pasar murah," katanya lagi tanpa menjawab pertanyaan soal tidak dilibatkannya polisi dalam pengamanan pasar murah Pemerintah Provinsi Sumut tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.