Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembeli Membludak, Pasar Murah Pemprov Sumut Akhirnya Ditutup

Kompas.com - 19/05/2020, 22:49 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.comPasar murah sembako yang diselenggarakan Pemprov Sumut di empat lokasi akhirnya harus ditutup pada Selasa (19/05/2020) karena pembeli membludak.

Padahal rencananya pasar murah diselenggarakan 17-21 Mei 2020. 

Empat lokasi pasar murah yaitu gedung Andromeda di Lanud Soewondo, lapangan Batalion Zeni Tempur 1, rumah dinas wali kota Binjai, dan gedung serbaguna Pemprov Sumut di Jalan Williem Iskandar, Kecamatan Percutseituan, Kabupaten Deliserdang.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumut Ridho Haykal Amal pun meminta maaf karena pasar murah ditutup sebelum waktunya. 

“Kepada masyarakat kami minta maaf, pasar murah yang rencananya digelar selama lima hari harus dihentikan sementara, untuk dilakukan evaluasi terkait membludaknya warga yang datang sehingga sulit dilakukan penegakan protokol kesehatan," kata Ridho dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/5/2020).

Baca juga: Pasar Murah Pemprov Sumut Penuh Sesak Warga, Panitia: Kami Kewalahan...

 

Rhido mengaku sangat memahami kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok murah dan berkualitas, namun mengingat banyaknya masyarakat yang berkerumun di saat pandemi Covid-19, maka kesehatan harus tetap menjadi prioritas.

“Pasar murah harus kita tutup, kesehatan lebih penting,” ulangnya.

Pasar murah ini tujuannya mulia, membantu masyarakat dan pelaku UMKM yang terdampak pandemi. Setiap lokasi, disiapkan 600 paket sembako yang bisa dibeli dengan harga murah.

Pasar hanya berlangsung selama lima hari, mulai 17 sampai 21 Mei 2020. Total 12.000 paket disiapkan Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama dengan para mitra. 

Baca juga: Berdesakan, Petugas Bubarkan Kerumunan Warga yang Beli Baju Lebaran

Tidak ada pengamanan polisi

Seperti diketahui, hari pertama dibuka pada Minggu (17/5/2020), pasar murah di gedung serbaguna langsung dikritik karena melanggar protokol kesehatan Covid-19.

Lokasi sudah penuh sesak sejak pagi, padahal sesuai jadwal pasar dibuka pukul 10:00 hingga 12:00 WIB. Warga berkerumun dan berdesakan, tak peduli agar menjaga jarak, dan tak terlihat ada pengamanan dari pihak kepolisian.

“Hari pertama, ada beberapa masalah yang kami hadapi di lapangan. Antusias masyarakat luar biasa di empat titik, tapi dalam prosesnya harus ada yang dilebihkan karena banyaknya masyarakat yang datang,” kata Ridho.

Baca juga: Indonesia Terserah, Ironi Nasib Nakes dan Kerumunan Warga di Pusat Keramaian

 

Banyaknya warga yang datang di luar perkiraan ini yang membuat protokol kesehatan dilanggar saat mengantre.

Menurut Haikal, berbagai cara dilakukan petugas agar masyarakat taat aturan, tapi tidak digubris.

“Kami kewalahan karena yang datang terutama di gedung serbaguna sangat banyak. Khusus di gedung serbaguna, kami melepas 1.200 paket yang harusnya hanya 600 paket per hari, karena membludaknya,” katanya lagi.

Pasar murah pasti timbulkan kerumunan

Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin yang dimintai komentarnya mengatakan, harusnya pihak penyelenggara berkoordinasi dengan kepolisian soal mekanisme pelaksanaan pasar murah.

Di mana-mana, yang namanya pembagian seperti sembako dan BLT pasti menimbulkan kerumunan. 

"Kita harus memberikan penjelasan kepada masyarakat, menjaga jarak itu wajib, satu meter itu wajib, gak ada cerita. Antara masyarakat dan penyelenggara menimbulkan masalah baru, kita yang menghimbau untuk patuh protokol kesehatan, physical distancing khususnya. Tapi kita sendiri yang membuat menjadi ramai," kata Martuani dalam talkshow di media center GTPP Covid-19 Provinsi Sumut, Senin (18/5/2020).   

Perlu dicari jalan keluar yang baik supaya harapan pemerintah dan masyarakat bisa bertemu, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. 

"Jaga jarak antara yang satu dengan yang lain khusus dalam pelaksanaan pasar murah," katanya lagi tanpa menjawab pertanyaan soal tidak dilibatkannya polisi dalam pengamanan pasar murah Pemerintah Provinsi Sumut tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com