MEDAN, KOMPAS.com – Pasar murah sembako yang diselenggarakan Pemprov Sumut di empat lokasi akhirnya harus ditutup pada Selasa (19/05/2020) karena pembeli membludak.
Padahal rencananya pasar murah diselenggarakan 17-21 Mei 2020.
Empat lokasi pasar murah yaitu gedung Andromeda di Lanud Soewondo, lapangan Batalion Zeni Tempur 1, rumah dinas wali kota Binjai, dan gedung serbaguna Pemprov Sumut di Jalan Williem Iskandar, Kecamatan Percutseituan, Kabupaten Deliserdang.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumut Ridho Haykal Amal pun meminta maaf karena pasar murah ditutup sebelum waktunya.
“Kepada masyarakat kami minta maaf, pasar murah yang rencananya digelar selama lima hari harus dihentikan sementara, untuk dilakukan evaluasi terkait membludaknya warga yang datang sehingga sulit dilakukan penegakan protokol kesehatan," kata Ridho dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/5/2020).
Baca juga: Pasar Murah Pemprov Sumut Penuh Sesak Warga, Panitia: Kami Kewalahan...
Rhido mengaku sangat memahami kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok murah dan berkualitas, namun mengingat banyaknya masyarakat yang berkerumun di saat pandemi Covid-19, maka kesehatan harus tetap menjadi prioritas.
“Pasar murah harus kita tutup, kesehatan lebih penting,” ulangnya.
Pasar murah ini tujuannya mulia, membantu masyarakat dan pelaku UMKM yang terdampak pandemi. Setiap lokasi, disiapkan 600 paket sembako yang bisa dibeli dengan harga murah.
Pasar hanya berlangsung selama lima hari, mulai 17 sampai 21 Mei 2020. Total 12.000 paket disiapkan Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama dengan para mitra.
Baca juga: Berdesakan, Petugas Bubarkan Kerumunan Warga yang Beli Baju Lebaran
Seperti diketahui, hari pertama dibuka pada Minggu (17/5/2020), pasar murah di gedung serbaguna langsung dikritik karena melanggar protokol kesehatan Covid-19.
Lokasi sudah penuh sesak sejak pagi, padahal sesuai jadwal pasar dibuka pukul 10:00 hingga 12:00 WIB. Warga berkerumun dan berdesakan, tak peduli agar menjaga jarak, dan tak terlihat ada pengamanan dari pihak kepolisian.
“Hari pertama, ada beberapa masalah yang kami hadapi di lapangan. Antusias masyarakat luar biasa di empat titik, tapi dalam prosesnya harus ada yang dilebihkan karena banyaknya masyarakat yang datang,” kata Ridho.
Baca juga: Indonesia Terserah, Ironi Nasib Nakes dan Kerumunan Warga di Pusat Keramaian
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.