Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Deteksi Corona Buatan Ilmuwan Jabar Diproduksi Mei dan Juni 2020

Kompas.com - 18/05/2020, 11:02 WIB
Reni Susanti,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com – Para ilmuwan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menemukan dua alat baru yang bisa mendeteksi virus corona atau Covid-19.

Kedua alat tersebut yaitu, Deteksi CePAD, yang memiliki kepanjangan dari deteksi cepat, praktis dan andal atau rapid test 2.0.

Sementara alat kedua bernama Surface Plasmon Resonance (SPR).

“Alat ini akan diproduksi sesuai rencana Mei-Juni 2020 untuk validasi,” ujar Ketua Tim Riset Diagnostic Covid-19 Unpad Muhammad Yusuf saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/5/2020).

Baca juga: Wanita Ini Dirampok Saat Berada di Kamar Mandi, Kalung Emas Dirampas

Yusuf menjelaskan, kedua alat tersebut saat ini sudah tervalidasi di laboratorium.

Namun, masih harus validasi ke sampel asli virus setelah ethical clearance dan didampingi patologis klinis.

“Setelah itu bisa sertifikasi dan diedarkan ke fasilitas kesehatan. Validasi di BSL3 akan dilakukan di bulan Juni, mohon doanya,” tutur Yusuf.

Menurut rencana, pada Mei-Juni 2020, tim akan melengkapi fasilitas assembly rapid test dan produksi batch 1 sebanyak 5.000 kit.

Jika semuanya lancar, maka pada Juli 2020 akan diproduksi sebanyak 10.000 kit.

Selanjutnya 50.000 kit per bulan.

Baca juga: Bandit Spesialis Jalan Tol Ditangkap, 1 Pelaku Anggota Polisi

Lebih cepat mendeteksi virus

Yusuf menjelaskan, Deteksi CePAD atau rapid test 2.0 bisa lebih cepat mendeteksi virus.

Sebab, tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi patogen.

Cara kerjanya, sampel swab dibubuhkan di permukaan alat rapid test 2.0.

Hasilnya akan keluar dalam rentang waktu 15 menit.

Yusuf menambahkan, proses pembentukan antibodi bisa memakan waktu berminggu-minggu, sehingga deteksi dini bisa kurang efektif.

Namun, lain halnya dengan deteksi melalui antigen yang digunakan pada alat ini.

"Ketika orang mulai terinfeksi, muncul gejala, dia bisa langsung di-sampling dengan diambil swabnya. Nanti saat ada garis merah di situ, nanti ada virusnya, dia tidak harus menunggu antibodinya terbentuk," kata Yusuf.

Adapun SPR dibuat atas kerja sama Unpad, ITB, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Alat yang berbentuk seukuran aki mobil ini berfungsi sebagai detektor portabel Covid-19.

Alat ini bisa memeriksa hingga delapan sampel sekaligus.

"Jadi sebetulnya dalam alat SPR itu ada plat, dia nanti kita kasih senyawa yang bisa bereaksi terhadap Covid-19. Kalau di situ ada virus, ada ikatan si antibodi dengan virusnya akan merubah sudut pembacaan, sehingga akan menunjukkan sinyal yang berbeda,” tutur Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com