Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Ditemukannya Bocah 10 Tahun Tewas Tergantung di Kamar Kos, Ternyata Diperkosa dan Dibunuh

Kompas.com - 17/05/2020, 15:50 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Warga di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Rasane Barat, Kota Bima, dhebohkan dengan ditemukannya seorang bocah perempuan berinisial P (10), Warga Manggarai, Nusa Tenggara Timur, tewas tergantung di depan kamar kosnya, Kamis (14/5/2020) sekitar pukul 14.30 Wita.

P ditemukan tewas tergantung dengan seutas tali yang diikat di ventilasi kamar.

Kepala Subbagian Humas Polres Bima Kota AKP Hasnun mengatakan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh sekelompok anak kecil yang sedang bermain di indekos sekitar.

"Saat itu, anak-anak tersebut melihat korban dalam keadaan tergantung di depan kamar indekosnya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Kronologi Lengkap Polisi Tembak Istri dan Anggota TNI, Berawal dari Pergoki Keduanya di Kamar

Melihat itu, sekelompok anak tersebut lalu berteriak minta tolong. Sejumlah warga yang mendengar teriakan pun datang ke lokasi kejadian.

Oleh warga, temuan jasad itu dilaporkan ke polisi.

"Anggota langsung menuju lokasi untuk melakukan didentifikasi," ujarnya.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, lanjut Hasnun, ayah, ibu, dan dua saudara korban pergi ke pasar sejak siang. Saat itu korban ditinggalkan di indekos bersama adik bungsunya.

“Kedua orangtua korban saat kejadian tidak ada di TKP. Mereka baru mengetahui anaknya tewas setelah dihubungi warga," jelasnya.

Baca juga: Pengakuan Pria yang Setubuhi Gadis 16 Tahun di Kandang Ayam: Saya Beli, Bukan Maksa

Korban diduga diperkosa lalu dibunuh

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan, polisi akhirnya mengungkap penyebab kematian bocah 10 tahun yang ditemukan tewas tergantung di kamar kosnya.

Korban ternyata tewas setelah diperkosa dan dianiaya lalu digantung.

"Terkait kejadian seorang anak yang ditemukan tewas tergantung, hasil olah TKP sementara bahwa yang bersangkutan terlihat ada unsur dibunuh dengan sengaja," kata Kapolres Bima Kota AKPB Haryo Tejo Wicaksono SIK, saat konferensi pers di ruang kerjanya, Sabtu (16/5/2020) malam.

Baca juga: Ditinggal Orangtua ke Pasar, Bocah 10 Tahun Tewas Tergantung di Kamar Kos

Hal itu, kata Haryo, setelah pihaknya menerima hasil visum dari rumah sakit terkait kematian anak di bawah umur asal NTT itu.

Dia mengatakan, dari hasil visum awal yang dilakukan pihak rumah sakit, di tubuh mayat korban terdapat sejumlah luka gores.

Beberapa bagian tubuhnya juga mengalami luka memar.

Baca juga: Polisi yang Tembak Anggota TNI Selama Ini Tak Pernah Curiga Ternyata Istrinya Diduga Selingkuh dengan Sepupunya

Selain itu, dalam hasil pemeriksaan juga ditemukan cairan aneh di alat vital korban.

Tak hanya itu, polisi juga membeberkan jika dari hasil visum diketahui di sekitar bagian intim korban terdapat tanda-tanda kekerasan.

"Dari hasil visum memang korban mengalami luka di bagian kemaluannya. Selain itu, ada cairan di vaginannya, apakah itu merupakan cairan sperma atau cairan lain perlu cek forensik," ujarnya.

"Untuk memperdalam tersebut, kami membawa almarhum ke Rumah Sakit Bayangkara Polda NTB untuk dilakukan visum lebih lanjut," sambungnya.

Baca juga: Bocah 10 Tahun yang Ditemukan Tergantung Diduga Diperkosa dan Dibunuh

Lanjut Haryo, juga terdapat luka di tubuh P yang menunjukkan tanda-tanda perlawanan.

Menurutnya, kuat dugaan korban sempat menolak upaya pemerkosaan. Namun oleh pelaku, korban dianiaya hingga pingsan lalu digantung di depan pintu indekos.

"Korban ini dilakukan pemerkosaan terlebih dahulu. Kemudian ada perlawanan sehingga terjadi penganiayaan. Namun, ketika digantung, korban masih dalam keadaan hidup, cuma keadaannya sudah pingsan," jelasnya.

 

(Penulis Kontributor Bima, Syarifudin | Editor Robertus Belarminus, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com