Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang di Bakauheni Harus Bayar Rp 300.000, Ini Penjelasan KKP

Kompas.com - 16/05/2020, 19:35 WIB
Tri Purna Jaya,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Sejauh ini, para penumpang hanya menunggu di areal pelabuhan.

Menurut Marjunet, pihak KKP memang memiliki stok kit rapid test yang diberikan oleh pemerintah pusat.

Namun, stok itu hanya digunakan untuk orang yang terindikasi corona atau dalam kondisi tertentu.

"Kami lalu bantu komunikasi dengan pihak klinik swasta untuk alat rapid test bagi para penumpang itu," kata Marjunet.

Baca juga: Anggota TNI dan Istri Polisi yang Ditembak Ternyata Pernah Pacaran

Menurut Marjunet, harga alat rapid test itu awalnya seharga Rp285.000 dari pihak klinik swasta.

Namun, setelah dilobi, harga alat menjadi Rp 250.000.

"KKP tidak mengambil uang itu, tetapi langsung dari penumpang ke pihak klinik. Petugas kami hanya membantu, karena petugas klinik hanya ada dua orang," kata Marjunet.

Rapid test dihentikan

Marjunet mengatakan, lantaran terjadi simpang siur di kalangan penumpang yang menyebut KKP memungut bayaran atas rapid test tersebut, maka layanan rapid test kini ditiadakan.

Para penumpang bisa melakukan rapid test di mana pun, baik itu di rumah sakit atau klinik.

"Hasil rapid test itu yang dibawa. Jika hasilnya non-reaktif, surat klirens akan dikeluarkan," kata Marjunet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com