Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuskupan Agung Ende Kritik Pemda soal Penanganan Virus Corona

Kompas.com - 16/05/2020, 17:55 WIB
Markus Makur,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

ENDE, KOMPAS.com - Keuskupan Agung Ende, Nusa Tenggara Timur menyampaikan surat terbuka kepada Bupati Ende.

Pastor Perno menjelaskan, surat terbuka ini sengaja dibuat oleh Keuskupan Agung Ende karena melihat situasi Ende seolah-olah dalam situasi biasa dan bukan dalam situasi darurat.

Aktivitas warga dan seluruh masyarakat dinilai masih seperti biasa.

Bahkan, menurut Keuskupan, ada kesan Gugus Tugas di Ende tidak melakukan gebrakan sedikitpun.

Baca juga: Tidak Pakai Masker Denda Rp 250.000

Saat ditemui Kompas.com, Sabtu (16/5/2020), Pastor Perno mengatakan, Bupati pernah berjanji untuk mengajak Keuskupan berdiskusi dengan Gugus Tugas.

Namun, pada kenyataannya, Keuskupan tidak dilibatkan.

Padahal, menurut Perno, Keuskupan masuk dalam struktur Gugus Tugas Kabupaten Ende.

Menurut Perno, Ende sudah masuk zona merah corona.

Baca juga: Ketua KPU Sumbar Laporkan Akun Facebook Pejabat BPBD ke Polisi

Saat ini masih ada puluhan sampel swab warga Ende yang sedang diperiksa.

Namun, menurut Perno, tindakan Pemkab Ende sangat berbeda jauh dengan Pemda di kabupaten lain.

Misalnya, saat ada warga yang positif corona, Bupati Maumere dan Nagekeo langsung bertindak cepat dan tegas.

Perbatasan diperketat dan bertindak tegas untuk semua pelintas perbatasan.

Warga yang melanggar protokol kesehatan diberikan sanksi.

Kemudian, menurut Perno, petugas keamanan yang terdiri dari TNI dan Polri melakukan patroli di setiap sudut kota untuk membubarkan massa yang berkumpul.

"Ada yang menentang, langsung diamankan dan diambil tindakan tegas. Pasar-pasar utama ditutup sejak satu bulan lalu," tulis Keuskupan Agung Ende dalam surat terbuka kepada Bupati.

Baca juga: Penumpang di Bakauheni Keberatan Bayar Rp 300.000 untuk Rapid Test

Sementara, menurut Keuskupan Agung, di Ende semuanya biasa-biasa saja.

Di tengah situasi yang semakin buruk, banyak orang justru berkumpul dan hampir 50 persen tidak menggunakan masker.

"Pasar Mbongawani juga seperti biasa. Orang berdesakan. Jam malam hanya berlaku untuk orang-orang tertentu," kata Perno.

Menurut Keuskupan, pihak keamanan tidak bertindak tegas, bahkan terkesan cuek dan masa bodoh melihat masyarakat yang tidak menaati protokol kesehatan.

Selain itu, Keuskupan juga mengkritik minimnya informasi seputar virus corona di Ende.

"Sebagai masyarakat Kabupaten Ende, kami juga tentu membutuhkan informasi yang pasti dan jelas soal berbagai hal menyangkut penyebaran virus corona di wilayah Kabupaten ini," kata Perno.

Keuskupan Agung Ende meminta Bupati lebih serius menangani persoalan Covid-19.

"Banyak orang dan banyak pihak yang mau dan rela membantu untuk menangani persoalan kemanusiaan ini. Yang penting Bapak punya hati yang mau terbuka dan tangan yang mau merangkul semua orang dan semua pihak," demikian bunyi kata penutup dalam surat yang dibuat Keuskupan Agung Ende.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com