Menurut Risma, ruang hall pertemuan RS Husada Utama bisa menampung 500 tempat tidur. Risma menegaskan, pasien asal Surabaya harus diprioritaskan di rumah sakit itu.
"Nanti bed-nya dari kita, nanti kita bantu kemudian kita bisa gunakan untuk pasien kita," ujar Risma.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dan Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Jawa Timur mengusulkan pembangunan rumah sakit karantina kepada Risma.
Rumah sakit karantina ini khusus merawat pasien positif virus corona baru atau Covid-19 dengan gejala ringan.
Ketua IDI Cabang Surabaya dr Brahmana Askandar mengatakan, sebenarnya pasien yang terjangkit Covid-19 dapat dibagi dalam beberapa kelompok.
Baca juga: Pasien Positif Dimakamkan Tak Sesuai Prosedur Covid-19, Gugus Tugas: Ini Kecolongan
Menurut dia, 80 persen pasien positif Covid-19 di Surabaya masuk kategori ringan, 15 persen kategori berat, dan 5 persen kategori kritis.
"Nah, kalau bisa, ada rumah sakit rujukan khusus Covid-19 untuk menangani pasien kategori berat dan kritis. Kemudian usul juga ada rumah sakit karantina untuk menangani pasien yang 80 persen keluhannya ringan," kata Brahmana di Balai Kota Surabaya.
Ia mengungkapkan, rumah sakit karantina sangat diperlukan agar tidak membebani rumah sakit rujukan yang menangani pasien positif Covid-19 dengan gejala berat dan kritis.
"Sehingga kasus kematian bisa ditekan sekecil mungkin," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.