Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Cara Membedakan Daging Babi dan Daging Sapi

Kompas.com - 12/05/2020, 09:03 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Masyarakat dihebohkan dengan temuan daging babi yang disulap menjadi daging sapi di Bandung.

Tak tanggung-tanggung, selama satu tahun, daging babi yang diedarkan para pelaku mencapai 63 ton.

Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Sapi Kabupaten Purwakarta, Toni M Hidayat mengatakan, ada tiga cara untuk membedakan daging sapi dengan daging babi.

“Yakni dari warna, tekstur, dan bau,” ujar Toni saat dihubungi Kompas.com melalui saluran telepon, Selasa (12/5/2020).

Baca juga: Setahun, Pelaku Jual 63 Ton Daging Sapi yang Ternyata Daging Babi di Bandung

Toni menjelaskan, warna daging sapi adalah merah jambu. Sedangkan daging babi lebih gelap atau agak hitam.

Dari bau, daging sapi tidak mengeluarkan bau anyir. Namun daging babi mengeluarkan bau anyir yang cukup pekat.

Sedangkan dari sisi tekstur, daging sapi lebih lembut dibanding daging babi yang agak kasar. Ketiga hal tersebut bisa menjadi pembeda kedua jenis daging tersebut.

“Masalahnya, daging babi itu mirip daging impor. Daging dibekukan dulu, jadi masyarakat sulit membedakan keduanya,” ungkap Toni.

Untuk itu, ada baiknya masyarakat langsung membeli daging segar di pasar ataupun tempat lainnya. Kalaupun tidak memungkinkan karena kondisi PSBB, belilah daging sapi di aplikasi yang terpercaya.

Perhatikan juga masalah harga. Jangan tergiur dengan harga yang murah. Harga daging sapi saat ini di pasaran masih normal di kisaran Rp 110.000 per kilogram.

“Saat ini, daging impor susah masuk. Jadi kami mengandalkan daging sapi lokal,” ucapnya.

Baca juga: Fakta 4 Pedagang Jual Daging Sapi yang Ternyata Babi, Hampir Setahun, Dijual Bebas di Pasar Bandung

Itu pula yang menjadi alasan Toni tidak berani mengambil permintaan paket Lebaran. Berbeda dengan tahun lalu, ia menyediakan paket Lebaran sebanyak 5 ton daging sapi.

Untuk penjualan saat corona, Toni mengaku, pengaruhnya mencapai 50 persen. Sebab sebagian dari konsumennya adalah tukang bakso dan restoran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com