Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mau Beli Beras, Uang Tidak Ada, Terpaksa Warga Makan Ubi Hutan"

Kompas.com - 06/05/2020, 14:35 WIB
Nansianus Taris,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

NAGEKEO, KOMPAS.com - Akibat pendami virus corona baru atau Covid-19, sejumlah warga Desa Woedoa, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), terpaksa memakan ubi hutan beracun.

Sekitar satu bulan terakhir, warga desa itu memakan omdo, sejenis ubi hutan. Ubi itu dicari di hutan pada siang hari.

Seorang warga Desa Woedoa, Herman Pera mengatakan, warga terpaksa mengonsumsi ubi hutan karena tak memiliki beras.

"Mau beli beras, uang tidak ada, terpaksa warga cari dan makan ubi hutan untuk bisa bertahan hidup," kata Herman saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/5/2020) siang.

Herman mengatakan, warga sebenarnya memiliki ternak seperti babi dan kambing yang bisa dijual untuk sumber penghasilan.

Baca juga: Cerita Pelajar di NTT, Belajar Sambil Usir Burung yang Mengintai Padi di Sawah

Tapi, tak ada yang mamu membeli ternak tersebut selama pandemi Covid-19 ini.

Herman menyebut hampir tak ada beras di sebagian rumah warga di desa itu. Begitu juga dengan jagung.

Sebab, tanaman jagung di desa itu mengalami gagal panen pada tahun ini. Sehingga warga terpaksa makan ubi hutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Herman sadar ubi hutan tersebut beracun. Masyarakat desa memiliki teknik untuk menghilangkan kandungan racun dalam ubi tersebut.

Menurut Herman, perlu waktu beberapa hari untuk mengolah ubi itu agar layak dimakan.

Warga harus mengupas kulit ubi itu terlebih dulu. Lalu, ubi itu harus diiris tipis dan dijemur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com