MEDAN, KOMPAS.com - Halaman Travel Hub Hotel di Jalan Sultan Serdang Ateri Bandara Kualanamu, Kabupaten Deliserdang dipenuhi orang pada Sabtu (2/5/2020) sore.
Rupanya mereka adalah para tenaga medis (nakes) yang bertugas di RS GL Tobing.
Mereka protes dan menolak permintaan Dinas Kesehatan Provinsi Sumut supaya berkenan fasilitas satu kamar untuk satu orang menjadi satu kamar untuk dua orang.
Baca juga: Seorang Cucu di Sumut Nekat Perkosa Nenek Sendiri, Berawal dari Hendak Perbaiki Pompa Air
Permintaan sekamar dua orang ini karena biaya hotel yang harus dibayar sebesar Rp 1 miliar dalam satu bulan.
Tim medis menolak dengan alasan ada beberapa petugas yang kontak langsung dengan pasien positif Covid-19, ada pula yang tengah menjalani masa isolasi.
Menurut dr Rudi Sambas, permintaan tersebut menjadi masalah di kalangan mereka sebab dalam sebulan, dua minggu dihabiskan untuk bekerja, satu minggu isolasi, satu minggu lagi pulang.
Baca juga: Klarifikasi Tim Gugus Tugas Soal Petugas Medis RS GL Tobing di-PHK, Tak Digaji, Diusir dari Hotel
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengakui sempat terjadi kendala, namun sekarang para nakes sudah menerima permintaan dan bertugas kembali.
"Masalah ini sudah selesai sebenarnya, tapi informasinya sudah merebak ke mana-mana. Soal PHK-lah, soal insentiflah, padahal itu tidak benar. Ini cuma soal fasilitas kamar yang awalnya satu kamar untuk satu orang, kini menjadi satu kamar dihuni dua orang,” kata Alwi kepada wartawan saat berada di rumah dinas gubernur, Minggu (3/5/2020).
Menurut Alwi, terjadi perbedaan yang signifikan terkait biaya hotel nakes yang bertugas di RS GL Tobing dengan nakes yang bertugas di RS Martha Friska.
Dirinya mengkhawatirkan akan terjadi kesenjangan yang berujung ke masalah hukum.
Baca juga: Pasien Sembuh Corona: Terima Kasih Tim Medis, Mohon Maaf Kami Sering Marah-marah...
Untuk biaya kamar hotel nakes RS GL Tobing, pihaknya sudah mengeluarkan sebesar Rp 400 juta untuk dua minggu pertama, menyusul tagihan dua minggu kedua sekitar Rp 530 juta.
Sedangkan nakes di RS Martha Friska hanya Rp 400 juta untuk satu bulan.
“Kita tidak tahu sampai kapan Covid-19 ini akan berlalu. Sedangkan untuk anggaran kita, seberapa pun banyaknya juga terbatas," kata Alwi.
"Untuk biaya hotel petugas sudah terjadi kesenjangan yang cukup jauh, ini perlu kita sinkronkan dan efisienkan supaya tidak menjadi masalah hukum belakangan,” ucapnya.