Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corona Melanda Pabrik Rokok Sampoerna, Tudingan Khofifah dan Penjelasan Pemkot Surabaya

Kompas.com - 02/05/2020, 19:35 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Direktur Utama RSU dr Soetomo Surabaya dr Joni Wahyuhadi mengatakan, 34 pegawai pabrik rokok Sampoerna di Surabaya, Jawa Timur, positif terinfeksi virus Covid-19 atau corona.

"Dari 46 pegawai yang diswab, 34 positif Covid-19," kata Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (1/5/2020).

Hasil tersebut, menurut Joni, mengejutkan pihak rumah sakit. Pasalnya, dimungkinkan jumlah itu bertambah saat hasil tes gelombang kedua keluar.

Baca juga: Mengungkap Fakta Wabah Corona Melanda Pabrik Sampoerna di Surabaya

"Gelombang kedua sisanya baru melakukan swab Jumat dan paling cepat Sabtu hasilnya baru keluar," ujar Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur ini.

Gubernur Khofifah tuding Pemkot Surabaya lambat

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar ParawansaKOMPAS.COM/A. FAIZAL Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyayangkan lambannya respon dari Pemerintah Surabaya terkait kasus tersebut.

Menurut Khofifah, kasus tersebut sudah dilaporkan oleh pihak Sampoerna ke Dinas Kesehatan Surabaya pada 14 April lalu, tepatnya saat ada dua pegawainya yang meninggal dunia.

"Mungkin tidak detil informasinya. Jika laporannya detil mungkin akan melalukan respons cepat," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (1/5/2020) malam.

Khofifah menambahkan, dalam kondisi seperti ini merespons layanan akan berdampak positif pada penanganan Covid-19.

 

Pemkot Surabaya bantah terlambat

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser dan Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita saat menggelar jumpa pers soal kasus Covid-19 di pabrik rokok PT HM Samporna Tbk di Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5/2020).Dok. Pemkot Surabaya Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser dan Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita saat menggelar jumpa pers soal kasus Covid-19 di pabrik rokok PT HM Samporna Tbk di Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5/2020).

Sementara itu, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, mengatakan, Pemkot Surabaya selalu serius dan cepat dalam penanganan kasus wabah corona, termasuk di pabrik Sampoerna.

Menurut Fikser, saat menerima laporan ada dua pegawai Sampoerna meninggal, Pemkor Surabaya segera memanggil pihak perusahaan untuk mendorong perusahaan agar segera melakukan rapid test secara masif.

"Pemerintah kota tidak pernah terlambat, Ibu Gubenur (Jawa Timur) tidak benar. Awal mulanya pada tanggal 2 April yang bersangkutan itu sakit dan berobat ke klinik perusahaan," kata Fikser, saat jumpa pers di ruang Sekretaris Daerah, Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5/2020).

Setelah itu, menurut Fikser, pasien tersebut langsung dirujuk ke rumah sakit dan menjalani tes swab di rumah sakit berbeda.

Baca juga: Pemkot Surabaya: Penangan Kasus Covid-19 di Pabrik Sampoerna Tidak Terlambat, Ibu Gubernur Tidak Benar

Fikser menjelaskan, Pemkot Surabaya tak berhenti untuk memantau perkembangan kasus corona di pabrik rokok tersebut.

"Begitu kami ketahui, tanggal 16 April Dinkes memanggil perusahaan Sampoerna. Jadi, bukan perusahan yang melapor, tapi kami yang memanggil. Kami yang menemukan. Monggo (silahkan) bisa tanya ke Sampoerna," kata dia.

 

Pemantauan secara intensif

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona

Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita turut membantah tudingan Gubernur Khofifah.

Dirinya menjelaskan, sejak dua pegawan perusahaan meninggal, pihaknya segera meminta 506 karyawan untuk jalani isolasi mandiri.

Setelah itu, tracing juga dilakukan secara intensid dan menentukan status ODP atau PDP-nya.

"Saat itu, puskesmas melakukan tracing dan ditemukan terdapat data kontak erat dengan karyawan. Kami begitu tahu satu orang sakit langsung kami cari siapa orang dalam pemantauan (ODP) mana dan pasien dalam pengawasan (PDP) nya," kata Febria.

Febria juga memastikan, hingga saat ini, pemkot melalui puskesmas terus memantau perkembangan pasien, baik yang isolasi mandiri di rumah maupun di hotel dan memberikan berbagai intervensi.

"Jadi, tidak benar kalau kami terlambat dalam penanganan Covid-19. Kami pun mencarikan tempat tidur mereka yang positif dan sudah dapat seratus untuk karyawan Sampoerna. Dan memantau sekitar 200 orang keluarga karyawan," ujar dia.

(Penulis: Ghinan Salman, Ahmad Faizal | Editor: Aprilia Ika, Robertus Belarminus)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com