Salin Artikel

Corona Melanda Pabrik Rokok Sampoerna, Tudingan Khofifah dan Penjelasan Pemkot Surabaya

KOMPAS.com - Direktur Utama RSU dr Soetomo Surabaya dr Joni Wahyuhadi mengatakan, 34 pegawai pabrik rokok Sampoerna di Surabaya, Jawa Timur, positif terinfeksi virus Covid-19 atau corona.

"Dari 46 pegawai yang diswab, 34 positif Covid-19," kata Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (1/5/2020).

Hasil tersebut, menurut Joni, mengejutkan pihak rumah sakit. Pasalnya, dimungkinkan jumlah itu bertambah saat hasil tes gelombang kedua keluar.

"Gelombang kedua sisanya baru melakukan swab Jumat dan paling cepat Sabtu hasilnya baru keluar," ujar Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur ini.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyayangkan lambannya respon dari Pemerintah Surabaya terkait kasus tersebut.

Menurut Khofifah, kasus tersebut sudah dilaporkan oleh pihak Sampoerna ke Dinas Kesehatan Surabaya pada 14 April lalu, tepatnya saat ada dua pegawainya yang meninggal dunia.

"Mungkin tidak detil informasinya. Jika laporannya detil mungkin akan melalukan respons cepat," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (1/5/2020) malam.

Khofifah menambahkan, dalam kondisi seperti ini merespons layanan akan berdampak positif pada penanganan Covid-19.

Sementara itu, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, mengatakan, Pemkot Surabaya selalu serius dan cepat dalam penanganan kasus wabah corona, termasuk di pabrik Sampoerna.

Menurut Fikser, saat menerima laporan ada dua pegawai Sampoerna meninggal, Pemkor Surabaya segera memanggil pihak perusahaan untuk mendorong perusahaan agar segera melakukan rapid test secara masif.

"Pemerintah kota tidak pernah terlambat, Ibu Gubenur (Jawa Timur) tidak benar. Awal mulanya pada tanggal 2 April yang bersangkutan itu sakit dan berobat ke klinik perusahaan," kata Fikser, saat jumpa pers di ruang Sekretaris Daerah, Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5/2020).

Setelah itu, menurut Fikser, pasien tersebut langsung dirujuk ke rumah sakit dan menjalani tes swab di rumah sakit berbeda.

Fikser menjelaskan, Pemkot Surabaya tak berhenti untuk memantau perkembangan kasus corona di pabrik rokok tersebut.

"Begitu kami ketahui, tanggal 16 April Dinkes memanggil perusahaan Sampoerna. Jadi, bukan perusahan yang melapor, tapi kami yang memanggil. Kami yang menemukan. Monggo (silahkan) bisa tanya ke Sampoerna," kata dia.

Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita turut membantah tudingan Gubernur Khofifah.

Dirinya menjelaskan, sejak dua pegawan perusahaan meninggal, pihaknya segera meminta 506 karyawan untuk jalani isolasi mandiri.

Setelah itu, tracing juga dilakukan secara intensid dan menentukan status ODP atau PDP-nya.

"Saat itu, puskesmas melakukan tracing dan ditemukan terdapat data kontak erat dengan karyawan. Kami begitu tahu satu orang sakit langsung kami cari siapa orang dalam pemantauan (ODP) mana dan pasien dalam pengawasan (PDP) nya," kata Febria.

Febria juga memastikan, hingga saat ini, pemkot melalui puskesmas terus memantau perkembangan pasien, baik yang isolasi mandiri di rumah maupun di hotel dan memberikan berbagai intervensi.

"Jadi, tidak benar kalau kami terlambat dalam penanganan Covid-19. Kami pun mencarikan tempat tidur mereka yang positif dan sudah dapat seratus untuk karyawan Sampoerna. Dan memantau sekitar 200 orang keluarga karyawan," ujar dia.

(Penulis: Ghinan Salman, Ahmad Faizal | Editor: Aprilia Ika, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2020/05/02/19350091/corona-melanda-pabrik-rokok-sampoerna-tudingan-khofifah-dan-penjelasan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke