Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Kuliah Online, Sinyal Timbul Tenggelam hingga Menumpang di Kantor Desa

Kompas.com - 27/04/2020, 12:19 WIB
Rahmadhani,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Sejumlah perguruan tinggi mengalihkan perkuliahan dari tatap muka ke perkuliahan online.

Hal ini terjadi semenjak virus corona mewabah di Indonesia.

Meski tak perlu repot ke luar rumah, kuliah secara online tidak selalu membuat mahasiswa merasa nyaman.

Sejumlah persoalan harus dihadapi oleh mahasiswa yang menerapkan sistem yang baru ini.

Meldiya Kismonia Chanda adalah mahasiswi Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat, yang berasal dari Bayang di Kabupaten Pesisir Selatan.

Baca juga: Kampus Ini Beri Diskon 50 Persen hingga Gratiskan Biaya Kuliah

Sinyal timbul tenggelam

Kepada Kompas.com, Meldiya menuturkan banyak kendala yang harus dihadapi selama kuliah online ini.

“Salah satu adalah kendala sinyal yang jelek. Saat dosen menerangkan tiba-tiba sinyal internet putus-putus sehingga tidak jelas atau tertinggal apa yang diterangkan oleh dosen tersebut. Kalaupun minta diulang, tentunya tidak bisa,” ujar Meldiya saat menceritakan pengalamannya, Senin (27/4/2020).

Untuk mendapatkan sinyal internet yang bagus, Meldiya terpaksa harus pergi ke Kantor Wali Nagari (kepala desa) di daerahnya.

“Jaraknya memang tidak terlalu jauh dari rumah dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Namun juga tidak terlalu nyaman, karena belajar di Kantor Wali Nagari banyak orang yang berlalu-lalang,” kata Meldiya.

Baca juga: Setelah Ada Larangan Mudik, 1.737 Pendatang Masuk ke Sumbar


Saat awal ditetapkan kuliah online oleh UNP, Meldiya memilih bertahan di Padang, karena menyadari sinyal internet yang kurang bagus di kampung halamannya.

Namun, lama-lama Meldiya harus pulang ke kampung halamannya karena teman-teman di kos memilih pulang.

"Tidak mungkin juga harus bertahan di Padang sendirian,” kata dia.

Tetap membayar uang kos

Satu hal yang juga memberatkan, Meldiya harus tetap membayar uang kos meskipun sudah pulang ke rumahnya di desa.

Meldiya mengatakan, dia harus tetap menyewa kos sehingga tidak perlu kesulitan mencari tempat tinggal saat perkuliahan di kampus sudah berjalan normal.

Namun, yang menjadi masalah, Meldiya belum bisa memperkirakan sampai kapan kuliah online akan terus dilakukan.

“Tentunya akan susah untuk mencari tempat kos yang baru lagi. Jadi meski di kampung, kita tetap membayar uang kos," tutur Meldiya.

Kendala lain yang dirasakan oleh Meldiya selama kuliah online adalah biaya internet.

Namun, untungnya pihak kampus memberikan bantuan paket data internet sebesar 10 gigabyte kepada masing-masing mahasiswa.

“Kita kuliah kan menggunakan aplikasi zoom. Tentunya akan banyak memakan data. Banyak biaya yang digunakan untuk hanya membeli paket data. Namun kami sedikit terbantu dengan bantuan paket data yang diberikan oleh kampus," kata Meldiya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com