KENDAL, KOMPAS.com - Tradisi dugderan yang bisa digelar untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan perayaan Syawalan di Kaliwungu Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, ditiadakan.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kendal Asroi Tohir mengatakan, alasan tak diadakannya kedua tradisi itu dikarenakan adanya wabah virus corona (Covid-19).
“Kalau sudah tidak ada wabah Covid-19, bisa kembali diadakan,” kata Asroi, Selasa (21/04/2020).
Baca juga: Jelang Ramadan, Wali Kota Semarang: Dugderan Harus Ada
Asroi menegaskan, tradisi Dugderan dan syawalan biasanya diikuti oleh ratusan bahkan ribuan orang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wahyu Yusuf menambahkan, sesuai aturan dari pemerintah pusat, untuk menghindari penyebaran covid 19, semua kegiatan yang melibatkan orang banyak tidak diperbolehkan.
“Dugderan, Syawalan dan kebudayaan lain kan melibatkan orang banyak, jadi tidak diperbolehkan,” ujarnya.
Baca juga: Tradisi Syawalan di Kendal, Ribuan Orang Berdoa di Makam Kiai Guru
Diketahui, tradisi Dugderan dan Syawalan, setiap tahun diadakan di Kaliwungu Kabupaten Kendal.
Tradisi Dugderan biasanya digelar di halaman parkir Masjid Agung Kaliwungu sehari sebelum datangnya bulan suci Ramadhan.
Setiap menjelang Ramadhan, terdapat tradisi memakan telur mimi di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
Tradisi Syawalan di Kendal sendiri biasanya ribuan orang berziarah ke Makam Khoul Akbar Kyai Guru, salah satu penyebar agama Islam di Kaliwungu Kendal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.