Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan di Tengah Pandemi Corona, Sederet Penyesuaian Tradisi dan Ibadah di Sejumlah Daerah

Kompas.com - 21/04/2020, 06:05 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Umat muslim bersiap menyambut bulan suci yang akan tiba sebentar lagi.

Namun, Ramadhan tahun ini bertepatan di saat Indonesia harus berjuang menghadapi pandemi.

Sejumlah daerah di Indonesia pun merombak aturan hingga melakukan penyesuaian tradisi yang berjalan setiap bulan puasa.

Baca juga: Wali Kota Tasikmalaya Larang Acara Munggahan dan Ngabuburit Selama Ramadhan

Tradisi gembrong liwet ditiadakan di Sumedang

Gembrong liwet dan ngagogo lauk, tradisi munggahan di Sumedang yang telah dilaksanakan turun temurun menyambut bulan Ramadan, tahun ini ditiadakan. KOMPAS.com/AAM AMINULLAH Gembrong liwet dan ngagogo lauk, tradisi munggahan di Sumedang yang telah dilaksanakan turun temurun menyambut bulan Ramadan, tahun ini ditiadakan.
Warga muslim di Sumedang, Jawa Barat memiliki berbagai macam tradisi menyambut bulan suci.

Namun tradisi-tradisi tersebut ditiadakan demi mengutamakan keselamatan.

Tradisi itu antara lain tradisi munggahan gembrong liwet.

Biasanya dalam tradisi gembrong liwet, warga Desa Citali berkumpul di lapangan, memasak nasi liwet dan menyantap bersama-sama.

"Gembrong liwet merupakan tradisi menyambut bulan suci Ramadan atau seminggu sebelum memasuki bulan suci," kata Kepala Desa Citali Pamulihan Nana Nuryana.

Namun, berkumpulnya massa berpotensi besar menjadi jalan penyebaran virus corona.

Tradisi itu pun ditiadakan tahun ini.

"Iya, demi keselamatan dan keamanan bersama," tandas dia.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Pemprov DKI Imbau Warga Tunda Ziarah di TPU Jelang Ramadhan

 

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman didampingi Wakil Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf saat berada di kantornya, Minggu (19/4/2020).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman didampingi Wakil Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf saat berada di kantornya, Minggu (19/4/2020).
Tak ada tradisi munggahan

Hal yang sama juga diberlakukan di Tasikmalaya. Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman melarang berbagai acara munggahan warga.

Munggahan, di tengah masyarakat Tasikmalaya lebih dikenal dengan berkumpul bersama sebelum memasuki hari pertama puasa.

"Tahun ini, tidak perlu ada munggahan, berkumpul dan sebagainya. Munggahan atau tradisi berkumpul jelang Ramadan dilarang tahun ini karena kita sedang di masa pandemi corona," kata dia.

Selain acara munggahan, ia juga mengimbau masyarakat tak melakukan ngabuburit atau kumpul warga saat menunggu buka puasa.

Ia meminta, demi keselamatan, masyarakat tetap beribadah di rumah masing-masing.

Pemerintah Kota Tasikmalaya telah mengonfirmasi 5 kasus positif Covid-19.

Baca juga: Disetujui Kemenkes, Banjarmasin Akan Mulai Terapkan PSBB Awal Ramadhan

Warga diminta tarawih di rumah

Ilustrasi shalat, shalat tarawihShutterstock Ilustrasi shalat, shalat tarawih
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir meminta masyarakat melaksanakan tarawih di rumah selama masa pandemi.

Hal itu, lanjutnya, sejalan dengan arahan Kementerian Agama.

"Sesuai dengan arahan dari Kemenag, kami mengajak warga untuk melaksanakan kegiatan peribadahan selama Ramadhan di rumah, termasuk shalat tarawih," ujar Dony

Apalagi, pada Rabu (22/4/2020), Sumedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 14 hari.

Melalui para ulama, Pemkab Sumedang mengajak seluruh warga untuk menjadikan rumah sebagai pusat kegiatan keagamaan selama Ramadhan.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Wali Kota Semarang Akan Buka Donasi Takjil dan Santapan Buka Puasa

Ilustrasi makanan dan minuman IndonesiaDokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf Ilustrasi makanan dan minuman Indonesia

Tak perlu sahur on the road

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengeluarkan Maklumat Nomor 443.1/1/2020 mengenai Ketentuan Pelaksanaan Ibadah.

Ibadah di bulan suci Ramadan, dilaksanakan sesuai ketentuan fiqih dengan memperhatikan sejumlah hal.

Pemerintah Kabupaten Pekalongan meminta warga menjalankan salat tarawih di rumah.

Kemudian, tak perlu ada acara pengumpulan massa seperti sahur on the road atau buka bersama.

"Tak perlu sahur on the road atau buka puasa bersama, termasuk buka puasa pada lembaga pemerintah, swasta maupun di masjid atau mushala," kata dia, dilansir dari Antara.

Kota Jambi terapkan pasar bedug online

Ilustrasi Ramadhan: Umat Islam menjalankan shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (20/8/2010). Ramadhan dipergunakan sebaik-baiknya oleh umat Islam untuk mencari pahala, antara lain dengan membaca Al Quran, beriktikaf, dan shalat tarawih. KOMPAS/AGUS SUSANTO Ilustrasi Ramadhan: Umat Islam menjalankan shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (20/8/2010). Ramadhan dipergunakan sebaik-baiknya oleh umat Islam untuk mencari pahala, antara lain dengan membaca Al Quran, beriktikaf, dan shalat tarawih.
Di Jambi, ada tradisi pasar bedug selama bulan puasa.

Sejumlah pedagang biasanya meramaikan tradisi ini.

Namun selama pandemi, pemerintah melakukan penyesuaian. Pasar bedug pun diubah menjadi pasar bedug online.

"Mohon maaf kepada para pedagang makanan di Kota Jambi untuk bulan Ramadan pasar bedug kita tiadakan dan akan diganti pasar bedug secara online," kata Wali Kota Jambi Syarif Fasha, dilansir dari Antara.

Disperindag akan mendata pedagang makanan atau kuliner. Nomor telepon dan jejaring mereka akan digunakan dalam sistem pasar bedug online.

"Tujuan dari pasar bedug daring atau online ini untuk menghindari terjadinya kerumunan masyarakat yang berpotensi menyebarkan Covid-19," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Aam Aminullah, Irwan Nugraha | Editor: Aprilia Ika, Abba Gabrilin), Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com