Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa di Magelang Bangun Bilik Karantina Dilengkapi Wifi untuk Pemudik

Kompas.com - 09/04/2020, 09:30 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

"Bayarnya nanti kalau dana desa sudah turun sekitar bulan Mei," katanya.

Dana sebesar itu selain untuk membuat bilik karantina, juga untuk kebutuhan lain seperti untuk membeli obat-obatan dan juga disinfektan.

Kendati demikian Heri tetap meminta para perantu agar tidak mudik untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Bilik karantina ini juga untuk memberikan shock teraphy bagi perantau yang akan pulang. 

"Kalau tidak mau dikarantina, sebaiknya tidak usah pulang ke Krincing. Tapi kalau tetap mau pulang ada konsekuensi yang harus diterima yakni harus karantina selama 14 hari," ujar Heri.

Menurut Heri, sampai saat ini ada beberapa warga Krincing yang bekerja di luar kota sudah menghubungi mau pulang mudik. Demikian pula yang berasal dari Kalimantan juga mau mudik.

"Kalau dari Jakarta dan sekitarnya harus karantina 14 hari karena zona merah, sedangkan dari Kalimantan nanti bisa menyesuaikan asal mereka membawa surat keterangan sehat dari pihak yang berwenang," ucapnya.

Baca juga: Asrama Pemkot Banjarmasin Jadi Tempat Karantina Pasien Covid 19, Warga Menolak dan Blokir Jalan

Warga yang bekerja di Jakarta dan sekitarnya rata-rata berprofesi sebagai sales perusahaan atau pekerja pabrik. Sedangkan di Kalimantan bekerja di pertambangan atau di kebun kelapa sawit.

Persiapan lain yang dilakukan desa adalah membuat masker secara mandiri dengan memberdayakan penduduk setempat.

Saat ini sudah ada 400 masker yang dibuat dan nantinya dibagikan untuk pemudik ataupun relawan yang berjaga di posko-posko.

Di desa Krincing yang memiliki 8 dusun, terdapat 20 posko karena desa ini merupakan desa strategis dengan banyak lintasan jalan.

Sehingga, warga luar yang hendak datang ke desa ini harus melalui posko untuk didata dan disteril, seperti cuci tangan dan menggunakan hand sanitizer.

Diakuinya, pihaknya sangat ketat dalam menerima tamu dari luar. Bahkan beberapa waktu lalu ada warga yang membawa tamu dari Jakarta.

Tamu itu terpaksa diminta untuk segera meninggalkan desa demi kenyamanan masyarakat lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com