Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kelompok Sajadah Fajar di Kalbar, Diundang Bupati dan 1 Peserta Meninggal Positif Covid-19

Kompas.com - 08/04/2020, 06:17 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nenek 68 tahun ditemukan meninggal di rumahnya di Jalan Johar, Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada Senin (6/4/2020).

Ia diduga meninggal dua hari sebelum ditemukan. Nenek tersebut tinggal seorang diri karena anaknya di Jakarta.

Adik sang nenek bercerita jika kakaknya memiliki riwayat mengikuti Sajadah Fajar di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Sementara itu pasien 06 positif Covid-19 usia 69 tahun Kalimantan Barat yang meninggal pada Sabtu (21/3/2020) juga memiliki riwayat mengikuti Sajadah Fajar.

Baca juga: Ketua Rombongan Sajadah Fajar Akui Telah Serahkan Data Peserta ke Pemprov Kalbar

Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson mengatakan walaupun sama-sama jemaah Sajadah Fajar, penyebab kematian nenek 68 tahun itu tak bisa dipastikan.

Rapid test tidak mungkin dilakukan karena darah telah beku. Termasuk tidak bisa mengambil sampel spesimen tenggorokan.

Baca juga: Penjelasan MUI soal Kelompok Jemaah Sajadah Fajar di Kalbar

"Jenazahnya akan dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 malam hari ini juga," ujar Harisson.

Kegiatan Sajadah Fajar di Kapuas Hulu diikuti oleh 65 orang termasuk 2 orang yang meninggal dunia.

Acara tersebut digelar atas undangan Bupati Kapuas Hulu mulai dari tanggal 27 Februari hingga 1 Maret 2020.

Baca juga: Dua Peserta Meninggal, Semua Jemaah Sajadah Fajar di Kalbar Diharap Segera Periksa Kesehatan

Kesulitan tracing jemaah, panitia enggan beri data lengkap

IlustrasiThinkstock Ilustrasi
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson mengaku pihaknya kesulitan tracing jemaah yang ikut dalam kegiatan tersebut.

Ia mengatakan ketua panitianya enggan memberikan data lengkap.

“Ini jadi masalah tersendiri. Kalau memang mereka ada yang tertular maka mereka akan menularkan kepada orang lain," kata Harisson, Minggu (5/4/2020).

Harisson mengatakan jika ketua panitia tak juga menyerahkan daftar nama, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan melaporkan hal ini ke kepolisian.

"Jika ketuanya masih tidak mau menyerahkan data jemaah, kita akan laporkan ke polisi," ucap dia.

Baca juga: Dua Jemaah Sajadah Fajar Meninggal, Polisi Dalami Peran Ketua Panitia

Harisson juga meminta kepada seluruh jemaah Sajadah Fajar yang digelar di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar untuk segera melapor ke Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten dan kota.

"Jika melapor, akan kami lakukan rapid test. Jangan takut melapor," ujar Harisson.

Jika hasil rapid test reaktif, maka peserta akan langsung diminta karantina mandiri.

Sementara itu Kapolresta Pontianak Kombes Komarudin menegaskan, pihaknya siap jika dibutuhkan keterlibatan hukum terkait data jemaah Sajadah Fajar yang digelar di Kabupaten Kapuas Hulu.

Baca juga: Dua Peserta Sajadah Fajar Meninggal, Dinkes Kalbar Ancam Polisikan Panitia karena Tak Berikan Data Jemaah

"Kalau ada kendala atau membutuhkan keterlibatan hukum di dalamnya, kita akan turun," kata Komarudin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/4/2020).

"Kami telah menerima laporan terkait kendala tersebut. Kita sedang mendalami kasus ini, sejauh mana perannya (ketua panitia)," tegas Komarudin

Terkait pernyataan tersebut, Ketua rombongan jemaah Sajadah Fajar, Edo Tobing mengaku telah menyerahkan data 65 peserta kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

Baca juga: Meninggal dalam Kesendirian, Nenek 68 Tahun Peserta Sajadah Fajar Dimakamkan dengan Prosedur Covid-19

"Data rombongan yang ikut kegiatan Sajadah Fajar di Kapuas Hulu sudah kita kirim sesuai permintaan pemerintah tadi pagi, berjumlah 65 orang, termasuk yang meninggal dunia," kata Edo, Selasa (7/4/2020).

Di membantah telah menolakan menyerahkan data peserta ke Dinas Kesehatan Kalimantan Barat. Menurutnya, panitia Sajadah Fajar di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, mendukung langkah pencegahan penyebaran virus corona yang dilakukan pemerintah.

Baca juga: Kadinkes Kalbar Minta Masyarakat Jangan Asal Klaim Temukan Obat Covid-19

"Kita dukung upaya pemerintah. Ini kan untuk kebaikan juga. Pernyataan Kadinkes Kalbar tidak benar, karena tidak ada permintaan secara resmi," ujar Edo.

Edo mengatakan semua jemaah Sajadah Fajar yang hadir berasal dari Kalimantan Barat.

"Semua rombongan dari Kalbar, tidak ada dari luar," ucap Edo.

Baca juga: Kabar Baik, 1 Pasien Positif Corona di Kalbar Dinyatakan Sembuh

Tak koordinasi dengan MUI

Ketua MUI Kalbar Basri Haristimewa Ketua MUI Kalbar Basri Har
Ketua Majelis Ulama (MUI) Kalimantan Barat Basri Har mengatakan kegiatan Sajadah Fajar tak berkoordinasi MUI karena kegiatannya adalah ibadah shalat shubuh rutin.

"Oh tidak (koordinasi). Kegiatannya semacam dakwah, agar sholat subuh diramaikan dengan berjemaah di masjid. Itu saja yang saya tahu," ujar Basri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/4/2020).

Menurut Basri, Sajadah Fajar merupakan kependekan dari shalat berjemaah di waktu fajar. Para jemaah menggelar shalat subuh dari masjid ke masjid secara berpindah-pindah.

"Sejadah Fajar hanya di Kota Pontianak, tapi mereka biasa ke masjid-masjid di kabupaten yang ada di Kalimantan Barat," kata Basri

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipta | Editor: Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com