Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasien Positif Corona, Di-bully di Media Sosial tapi Didukung dan Dibantu Tetangga

Kompas.com - 04/04/2020, 08:07 WIB
Zakarias Demon Daton,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Selain itu, Wahib meminta masyarakat tak membagikan informasi hoaks dan keliru terkait virus corona yang membuat masyarakat takut dan panik.

“Ini memang perlu edukasi. Situasi yang kami alami ini memang luar biasa tekanan mental yang kami hadapi,” kata dia.

Tekanan mental itu, kata dia, mempengaruhi segalanya.

“Tekanan mental ini mempengaruhi semua. Tapi, istri saya juga kuat. Anak-anak juga kami sampaikan harus dihadapi. Istilah bertanding, kita harus menang,” jelas wahib.

Baca juga: 11 Pasien Positif Corona Meninggal di Jateng pada 3 April, Ini Penjelasan Ganjar

Dukungan dari warga

Merasa tak enak dengan perlakuan diskriminatif itu, Wahib menghubungi pemilik perumahan lewat panggilan video saat dirawat di ruang isolasi RSUD Kanujoso.

Wahib meminta maaf kepada pemilik perumahan.

"Respons pemilik perumahan justru baik, dia beri semangat saya agar cepat sembuh," jelas Wahib.

Dari ruang isolasi, Wahib meminta istri dan tiga anaknya tetap tabah menghadapi masalah ini.

Ia melarang keluarganya membuka media sosial karena khawatir bakal stres karena pemberitaan yang keliru.

“Kebetulan di rumah kami enggak pakai televisi. Jadi istri saya juga tidak mau update informasi seputar corona biar pikiran tetap tenang. Saya minta, dia (istri) fokus ke anak-anak saja,” jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com