Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Cerita Petugas Medis yang Tangani Pasien Corona | Ibunda Presiden Jokowi Wafat

Kompas.com - 26/03/2020, 06:48 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Menangani pasien dengan penyakit menular seperti positif virus corona bukan hal mudah, karena dibutuhkan kehatian-hatian. Maka dari itu, setiap tenaga medis yang menangani pasien corona dibekali dengan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah penularannya.

Hal inilah yang saat ini dijalani Kepala Ruang Isolasi Nusa Indah RSUP Sanglah Gusti Putu Rai Sumiari.

Tak hanya itu, Sumiari pun harus berhadapan dengan pertentangan dari keluarganya.

Bahkan, sang suami memintanya untuk pindah tugas dari Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, tempat pasien-pasien Covid-19 dirawat.

Sementara itu, ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Notomihardjo, meninggal dunia di Rumah Sakit Tentara (RST) Slamet Riyadi (DKT) Surakarta, setelah menjalani perawataan karena sakit kanker, pada Rabu (25/3/2020) sore.

Sudjiatmi meninggal pada usia 77 tahun.

Sebelum dirawat di RST Slamet Riyadi Solo, Sujiatmi pernah dirawat di RSPAD Gatot Subroto.

Baca lima berita populer nusantara selengkapnya:

1. Cerita petugas medis yang tangani corona

Ilustrasi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona

Sumiari mengaku, takut dan khawatir menjadi alasan terbesar keluarga menyuruhnya untuk pindah dari Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, tempat pasien-pasien Covid-19 dirawat.

"Semua keluarga takut, bahkan suami saya sempat meminta pindah dari Nusa Indah," kata dia.

Perlahan dengan kesabarannya, Sumiari menyampaikan pengertian tersebut kepada keluarganya.

"Ini adalah tugas negara dan kami mencintai profesi kami. Syukurlah keluarga mengerti," ungkap dia.

Sumiari juga menyampaikan, dirinya dibekali alat pelindung diri (APD) untuk mencegah penularan virus corona ketika menangani pasien.

Tenaga kesehatan pun diwajibkan mengganti semua pakaiannya dan mandi sebelum pulang ke rumah.

Baca juga: Sempat Ditentang Keluarga, Petugas Medis yang Tangani Corona: Ini Tugas Negara

 

2. Ibunda Presiden Jokowi meninggal, 4 tahun sakit kanker

Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers terkait meninggalnya sang ibunda Sujiatmi Notomiharjo di rumah duka Jalan Pleret Raya No 9 A Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (25/3/2020) malam.KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers terkait meninggalnya sang ibunda Sujiatmi Notomiharjo di rumah duka Jalan Pleret Raya No 9 A Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (25/3/2020) malam.

Ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Notomihardjo, meninggal dunia di Rumah Sakit Tentara (RST) Slamet Riyadi (DKT) Surakarta, setelah menjalani perawataan karena sakit kanker, pada Rabu (25/3/2020) sore.

Sudjiatmi meninggal pada usia 77 tahun.

"Tadi sore pada pukul 16.45 WIB berpulang kehadirat Allah SWT ibunda kami, Bu Sujiatmi Notomiharjo, yang kita tahu bahwa ibu sudah empat tahun menderita sakit, yaitu kanker," kata Jokowi di rumah duka Jalan Pleret Raya No 9 A Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (25/3/2020) malam.

Sebelum dirawat di RST Slamet Riyadi Solo, kata Jokowi, ibunya pernah dirawat di RSPAD Gatot Subroto.

"Kita semuanya sudah berusaha, berikhtiar, berobat utamanya di RSPAD Gatot Subroto tapi memang Allah sudah menghendaki," kata Jokowi.

"Atas nama keluarga besar saya ingin memohonkan doa agar segala dosa-dosanya diampuni Allah SWT dan khusnul khotimah," sambungnya.

Baca juga: Ibunda Presiden Jokowi Meninggal Dunia, 4 Tahun Sakit Kanker

 

3. Pengakuan pacar yang perkosa siswi SMA

Ilustrasi pencabulanSHUTTERSTOCK Ilustrasi pencabulan

Kapolres Solok AKBP Azhar Nugroho mengatakan, aksi pemerkosaan terhadap siswi SMA berinisial VD (17), sudah direncanakan tersangka HZ sejak jauh-jauh hari sebelumnya.

Bahkan, sambung Azhar, HZ sengaja mengajak kawan-kawannya untuk memuluskan aksinya untuk memperkosa korban dengan menunggunya di kawasan lapangan sepakbola, Nagari Salayo, Kecamatan Kubung.

"Aksi itu sudah direncanakan oleh HZ jauh-jauh hari dan mengajak rekannya," kata Kapolres Solok, AKBP Azhar Nugroho yang dihubungi Kompas.com, Rabu (25/3/2020).

Masih dikatakan Azhar, tersangka mengenal korban melalui media sosial.

Baca juga: Pengakuan Pacar yang Perkosa Siswi SMA di Solok, Sudah Rencanakan Aksi Jauh-jauh Hari

 

4. Keluarga di Kolakabongkar plastik jenazah PDP Corona

Video keluarga membawa jenazah seorang perempuan yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan covid-19 di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).repro bidik layar YouTube Kompas TV Video keluarga membawa jenazah seorang perempuan yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan covid-19 di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sebuah video yang memperlihatkan keluarga dan pelayat membuka dan melihat jenazah seorang perempuan yang berstatus pasien dalam pengawasan Covid-19 di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, viral di media sosial.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dr Rabiul Awal mengaku sudah melihat video sejumlah keluarga pasien di rumah duka di Kolaka melakukan kontak yang erat dengan jenazah.

Ia pun menyayangkan sikap keluarga yang tidak mematuhi prosedur pemulasaran jenazah dengan standar korban terinfeksi Covid-19, seperti yang ditetapkan badan kesehatan dunia (WHO), meski korban masih berstatus PDP.

"Sebenarnya, dari rumah sakit sudah dibungkus plastik, tapi keluarga membuka plastik itu. Perlakuan kepada jenazah itu dengan standar Covid-19, yang memandikan pun harus memakai APD dilakukan oleh tenaga medis langsung," ujar dia.

Wayong mengungkapkan, akan sangat beresiko jika pasien yang meninggal itu positif terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Nekat, Keluarga di Kolaka Bongkar Plastik Jenazah Pasien PDP Virus Corona

 

5. Pemkab Suarabaya buka peta Covid-19

Peta persebaran kasus Covid-19 di Kota Surabayahttps://lawancovid-19.surabaya.go.id/ Peta persebaran kasus Covid-19 di Kota Surabaya

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya M Fikser mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membuka peta persebaran kasus virus corona (Covid-19) di Kota Pahlawan.

Peta persebaran itu dibuka sejak Senin (23/3/2020) dan bisa diakses publik melalui situs lawancovid-19. surabaya.go.id.

Melalui situs tersebut, kata Fikser, masyarakat bisa mengetahui data sebaran pasien positif corona, orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) hingga tingkat kelurahan.

"Kami usahakan update setiap pukul 18.00 WIB. Tapi, karena datanya dari Dinas Kesehatan, jadi itu pasti ada molor sedikit," kata Fikser, kepada Kompas.com, Selasa (24/3/2020).

Baca juga: Pemkot Surabaya Buka Peta Covid-19: ODP 182, PDP 8, Positif 31, Tersebar di 88 Kelurahan

(Penulis : Perdana Putra, Labib Zamani Ghinan Salman | Editor : Phytag Kurniati, Robertus Belarminus, Aprilia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com