ATAMBUA, KOMPAS.com - Sebanyak lima warga Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD).
Bupati Belu Willy Lay mengatakan, semua korban berusia di bawah 10 tahun. Pihak keluarga takut membawa para korban itu ke rumah sakit
"Mereka takut karena tidak punya BPJS," kata WIlly saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/3/2020).
Baca juga: DBD di NTB capai 1.437 Kasus, Satu Orang Meninggal, Paling Banyak di Kabupaten Lombok Barat
Sebagian besar dari korban meninggal karena DBD berasal dari keluarga dengan ekonomi lemah.
Mereka tak punya uang untuk mengobati keluarga yang terjangkit DBD.
"Sehingga pasien yang mereka bawa ke rumah sakit itu sudah dalam keadaan kritis," ujar Willy.
Willy menyaksikan sendiri fenomena itu ketika berkunjung ke Rumah Sakit Umum Daerah (Attambua).
Pemkab Belu telah mengambil langkah cepat menekan jumlah penderita dan korban DBD.
Salah satunya, dengan menggratiskan biaya berobat terhadap seluruh pasien DBD yang dirawat di rumah sakit.
"Semua pasien yang datang berobat tidak usah bayar. Gratis dulu, supaya mereka tidak takut datang. Ada BPJS atau pun tidak, tetap harus ditangani," jelasnya.