"Kami masih mendalami kasus ini. Yang pasti para korban tewas tenggelam dan tak ada unsur penganiayaan," kata Andi.
Identitas Korban
Berdasarkan pantauan Kompas.com, bekas kerukan ekskavator galian c yang beroperasi selama beberapa tahun ini membentuk cekungan.
Cekungan kini nampak menyerupai danau lantaran dipenuhi air hujan.
"Enam orang tewas dan dua orang selamat," kata tokoh masyarakat setempat, Sukarjo (53) saat ditemui di lokasi kejadian.
Para korban tercatat berasal dari Kabupaten Grobogan. Lima di antaranya adalah para santriwati dan seorang korban lagi merupakan pemilik sekaligus pengasuh Ponpes Al Lathifiyah.
Sesuai keterangan Ponpes Al Lathifiyah, kelima santriwati tersebut yaitu SL (17) warga Temon, Brati, SS (17) warga Getasrejo, Grobogan, NZ (13) warga Tarub, Tawangharjo, LN (17) warga Brati, IS (13) warga Kuripan, Purwodadi.
Sementara seorang korban yaitu pemilik Ponpes Al Lathifiyah, KH Wahyudi (58).
Adapun dua orang korban selamat yakni (NS (16) warga Klambu dan LA (15) warga Klambu.
Baca juga: Polisi Sebut 5 Santri dan Pengasuh Ponpes Tewas di Galian C Murni Tenggelam
Kiai hendak selamatkan santrinya
Menurut Perangkat Desa Kronggen, Fachrul Rozi, sebelum kejadian, para santriwati bersama pengasuh Ponpes Al Lathifiyah, KH Wahyudi tengah bekerja bakti membersihkan lingkungan di sekitar galian C tersebut.
Saat itu beberapa santriwati meminta izin untuk membersihkan tangan dan kaki di pinggir kubangan galian C yang telah dipenuhi air tersebut.
Naas, seorang santriwati terpeleset tenggelam ke lokasi cekungan galian c tersebut.
Seketika itu juga memicu reaksi rekan-rekannya untuk ikut menolong, termasuk juga KH Wahyudi yang ikut pasang badan.
"Para santriwati ikut terjun mencoba menolong, saat itu juga Pak Wahyudi juga ikut terjun. Sayang karena tak bisa berenang, enam orang meninggal dunia termasuk Pak Wahyudi. Pak Wahyudi itu tak bisa berenang," kata Rozi.
Baca juga: Coba Selamatkan 5 Santriwati yang Tenggelam di Galian C, Pengasuh Ponpes Ikut Tewas