Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Slamet yang Gali Kubur Jenazah yang Sempat Diisolasi, Pakai Masker hingga Terburu-buru

Kompas.com - 04/03/2020, 10:30 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Terburu-buru

Slamet harus cepat-cepat menggali kubur. Sebab, pihak RSUP Kariadi memberi kabar bahwa obat antibiotik yang diberikan pada pasien hanya bertahan empat jam saja.

Pihak rumah sakit meminta pemakaman diselesaikan dalam waktu dua jam.

"Akhirnya saya bersama dua penggali kubur lainnya cepat-cepat menggali kubur sedalam 1,5 meter," katanya.

Jenazah pasien pun tiba. Peti jenazah diturunkan dari mobil ambulans Kariadi. Saat itu puluhan orang hadir.

"Termasuk dari pihak keluarga, rekan-rekan sejawatnya dari sekolah Ilmu Pelayaran Semarang, seorang perawat dan pendeta dari gereja setempat," kata Slamet.

Meski sempat waswas, Slamet bersyukur lantaran hasilnya pasien tersebut dinyatakan negatif corona.

"Tapi untungnya dengar kabar kalau hasilnya negatif corona," ucapnya.

Pasien tersebut rupanya meninggal lantaran infeksi paru-paru berat atau bronkopneumonia yang berasal dari virus H1N1 atau flu babi.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com