Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cita-cita Delis Jadi Polwan Kandas karena Dibunuh Ayahnya hingga Dibuang ke Gorong-gorong

Kompas.com - 28/02/2020, 18:21 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Delis Sulistina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya ternyata korban pembunuhan ayah kandungnya.

Semasa hidupnya, korban diketahui membenci sang ayah karena telah meninggalkannya sejak umur dua tahun akibat perceraian orangtua.

Ibunda Delis, Wati Fatmawati (46), menyebut anaknya pernah berjanji tak akan membantu ayahnya jika ia menjadi orang sukses kelak.

"Anak saya itu paling benci ke ayahnya karena tak pernah menafkahinya selama ini. Anak saya juga berjanji kalau sukses nanti tak akan membantu ayahnya. Makanya, anak saya waktu masih hidup belajarnya rajin untuk menjadi orang sukses dan menggapai cita-citanya menjadi polwan (polisi wanita)," jelas Wati kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Jumat (28/2/2020).

Baca juga: Sebelum Jadi Tersangka, Ayah Siswi SMP yang Tewas di Gorong-gorong Bantah Bunuh Anaknya

Korban bersama adik laki-lakinya yang saat ini berumur 11 tahun dibesarkan sejak kecil oleh ibu dan neneknya.

Ibu korban selama ini berprofesi sebagai pedagang lontong kecil demi menghidupi korban dan adiknya.

Korban pun selama ini setiap hari selalu membantu ibunya untuk menjual lontong produksi sendiri.

"Anak saya sangat sayang dan baik karena bertekad mengubah ekonomi keluarganya dengan belajar tekun dan jadi orang sukses. Delis juga bantu saya berjualan lontong. Saya jadi sedih lagi kalau ingat almarhumah," ujar Wati.

Ibunya pun selalu teringat makanan kesukaan Delis, yakni daging ayam goreng.

Biasanya, korban semasa hidup paling manja ke neneknya yang sudah berusia senja, Aah (69).

Delis kerap membantu ibu dan neneknya membuat lontong pada malam hari untuk dijual ke warung-warung terdekat dan Pasar Cikurubuk yang lokasinya tak terlalu jauh dari rumah.

"Kesukaan makanan anak saya goreng ayam. Kalau di piring ada tahu dan tempe, Delis suka membenci dan nggak mau memakannya," kata Wati.

Nenek korban, Aah (69) mengatakan, Delis adalah cucu yang paling diandalkan untuk membantu mencari nafkah demi biaya kehidupan sehari-hari keluarga.

Menurutnya, ibu korban, Wati selalu semangat mencari uang dengan berjualan lontong hanya untuk biaya pendidikan Delis supaya menjadi orang sukses.

"Delis mah atuh paling diandelkeun pisan didieu teh. Emak mah meni asa heundeug hate ieu. Geuning anu ngabunuhna teh si bapana gelo. Didoakeun sing geura ka naraka. (Delis itu paling diandalkan sekali di sini. Emak sangat sakit hati. Ternyata yang membunuhnya itu ayahnya sendiri yang gila. Didoakan supaya cepat ke neraka)," katanya.

Dibunuh ayah sendiri

Diberitakan sebelumnya, Deli yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong ternyata dibunuh oleh ayahnya sendiri, Budi Rahmat (45).

Pelaku mencekik korban hingga tewas karena kesal korban minta uang untuk biaya study tour sekolah.

Sesuai informasi dari kepolisian setempat, kejadian bermula saat korban mendatangi tempat kerja ayahnya sepulang sekolah memakai angkutan umum, Kamis (23/1/2020) sore.

Setibanya di tempat kerja pelaku, yaitu salah satu rumah makan di Jalan Laswi, Kota Tasikmalaya, korban bertemu dengan ayahnya dan meminta uang Rp 400.000 untuk study tour ke Bandung yang diadakan sekolah.

Pelaku sempat memberikan uang kepada korban Rp 300.000 yang sebagian hasil pinjaman dari bosnya Rp 100.000.

Lalu korban meminta kembali kekurangannya. Pelaku kesal karena tidak punya uang lagi hingga akhirnya mencekik putrinya sendiri hingga tewas.

Pelaku sempat membiarkan mayat anaknya di kamar rumah kosong tersebut untuk kembali bekerja sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (23/1/2020) sore.

Baca juga: Teriakan Histeris Ibu Siswi SMP yang Tewas di Gorong-gorong: Kok Tega Ayahnya Bunuh Anak Sendiri...

Seusai selesai bekerja sekitar pukul 21.00 WIB pada hari yang sama, pelaku kembali ke TKP lalu membawa mayat anaknya untuk dijejalkan ke gorong-gorong SMPN 6 Tasikmalaya.

"Tujuan pelaku menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolah supaya dikira bahwa kematian anaknya karena kecelakaan," kata Anom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com