KOMPAS.com- Mata Melisari, ibu balita yang ditemukan tewas tanpa kepala di Samarinda tampak berkaca-kaca.
Beberapa kali Melisari memeluk sang ahli forensik Mabes Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti.
"Semoga anak kami (Yusuf) bahagia di surga," ungkap Melisari lirih setelah mendengar pengumuman hasil otopsi putranya, Yusuf Achmad Ghazali (4).
Mereka menerima dengan ikhlas hasil otopsi yang berujung pada kesimpulan, Yusuf tewas bukan karena pembunuhan.
Yusuf dinyatakan tewas lantaran jatuh ke parit dan terseret arus.
Baca juga: Makam Balita Tanpa Kepala di Samarinda Dibongkar, Orangtua Harap Hasilnya Dibuka Terang Benderang
Hal itu menyebabkan beberapa organ tubuh Yusuf hilang.
Termasuk membuat kepala Yusuf mudah terlepas.
Hal ini, kata Hastry, lantaran jenazah balita lebih cepat mengalami pembusukan dibanding orang dewasa.
Pembusukan berlangsung semakin cepat karena jasad Yusuf terendam di dalam air.
"Almarhum masih kecil. Terendam di air pun terlalu lama, jadi tulang leher musah lepas," ucap Hastry.
Baca juga: Kasus Jenazah Balita Tanpa Kepala di Samarinda, 2 Pengasuh PAUD Jadi Tersangka
Tim telah memeriksa seluruh tulang. Mulai dari tulang leher, dada, iga hingga tulang tulang paha.
"Semuanya utuh, tak ada kekerasan," ujar dia.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arief Budiman menjelaskan, berdasarkan hasil otopsi didapati Yusuf disimpulkan tewas karena jatuh ke parit dan terseret arus.