UNGARAN, KOMPAS.com - Selama berdiri, sejak 2015, siswa dan guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tuntang Kabupaten Semarang yang berada di Jalan Mertokusumo, Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tidak memiliki akses masuk kendaraan.
Mereka harus berjalan sekitar 150 meter dari tempat parkir melewati kebun warga untuk sampai di sekolah.
Kepala Sekolah SMKN 1 Tuntang Ardan Sirodjuddin mengungkapkan, keadaan ini karena sekolah tersebut berada di antara bangunan milik warga.
"Karena posisi di tengah bangunan tersebut, sulit untuk mengenalkan sekolah. Siswa juga terkendala kalau mau ke sekolah," jelasnya saat ditemui, Kamis (27/2/2020).
Baca juga: 4 Pria Ngaku Polisi Lalu Aniaya Siswa SMK di Gowa, Polisi: Korban Salah Sasaran
Para siswa, lanjutnya, terpaksa memarkir kendaraan di rumah warga. Setelahnya mereka berjalan ke sekolah.
"Jalannya kan kebun dan jalan sawah, tentu kalau hujan licin sehingga siswa harus hati-hati. Mobil guru dan tamu juga parkir di luar lingkungan sekolah," ungkapnya.
Saat menjabat sebagai kepala sekolah pada 2018, dia juga sempat memertanyakan letak sekolah yang dinilainya tidak strategis.
Dari sepengetahuannya, SMKN 1 Tuntang adalah program satu atap dengan SMP 2 Tuntang.
"Kita sudah berusaha untuk mengajukan pembuatan akses sekolah, tapi memang belum ada titik temu," jelasnya.
Ardan mengatakan, ada dua alternatif akses sekolah. Pertama, menggunakan jalan desa dengan jarak masuk sekitar satu kilometer.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan