YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Usia Sudiro atau sering dipanggil Mbah Diro, warga Dukuh, Desa Donokerto Kecamatan Turi, memang sudah tidak muda lagi.
Namun, dirinya terpanggil untuk turun ke Sungai Sempor, menolong para siswa yang hanyut terkena banjir.
Hari itu, Jumat (21/2/2020) pria berusia 71 tahun ini sedang bersih-bersih makam yang lokasinya tidak jauh dari sungai Sempor.
"Saya waktu itu baru bersih-bersih makam. Jaraknya 100 meter dari sungai," ujar Sudiro saat ditemui Kompas.com, Selasa (25/2/2020).
Baca juga: Terungkap, Hanya 4 Pembina yang Dampingi 249 Siswa SMPN 1 Turi Susur Sungai
Saat membersihkan makam itu, Mbah Diro sekitar pukul 15.30 WIB mendengar teriakan anak-anak dari arah sungai Sempor.
Curiga dengan teriakan itu, Mbah Diro meminta anaknya untuk mengecek sungai.
Setelah mengecek, anaknya mengatakan jika ada banyak anak-anak yang hanyut di sungai.
"Anak saya teriak ada yang kintir (hanyut)," ungkapnya.
Mendengar informasi itu, Mbah Diro lantas bergegas meninggalkan makam dan langsung menuju sungai.
Di sungai dirinya melihat anak-anak sekolah yang berpegangan pada batu dan pinggiran sungai seraya berteriak meminta tolong.
Di lokasi, Mbah Diro juga melihat Sudarwanto alias Kodir dan beberapa warga yang sedang menolong anak-anak tersebut.
"Saya lari, langsung turun ke sungai, menolong, ada yang saya gendong menuju ke pinggir sungai. Saya turun ke sungai demi anak-anak," ungkapnya.
Menurutnya saat itu arus sungai masih cukup deras. Beberapa anak-anak yang ditolongnya pun masih ketakutan.
"Saya memang sudah tua, tapi demi keselamatan anak-anak saya ikut menolong," urainya.
Baca juga: 2 Tersangka Baru Susur Sungai yang Tewaskan 10 Siswa SMPN 1 Turi Langsung Ditahan
Saat itu, Mbah Diro juga meminta salah satu warga untuk mengambil tangga yang panjang. Tangga tersebut dipergunakan sebagai alat bantu mengevakuasi anak-anak tersebut.