Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Purbalingga 2020, Pertarungan Incumbent Vs Koalisi Pelangi

Kompas.com - 23/02/2020, 22:49 WIB
Iqbal Fahmi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Konstelasi partai politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Purbalingga 2020 semakin mengerucut.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) seperti diketahui telah menurunkan rekomendasi kepada bakal calon bupati Dyah Hayuning Pratiwi berpasangan dengan Sudono dari Partai Golongan Karya (Golkar).

Sementara itu, delapan partai lain yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, Hanura, Berkarya dan Nasdem membangun gerbong besar bernama Koalisi Pelangi.

Koordinator Koalisi Pelangi Slamet Wahidin mengatakan, komunikasi antarpartai semakin solid.

Baca juga: Pilkada 2020 Tingkat Kabupaten/Kota, 160 Paslon Berpotensi Maju Jalur Independen

Paling tidak, ada enam bakal calon bupati yang telah mendaftar yakni M Zulhan Fauzi, Imam Maliki, Agus Sarkoro, Suparno, Sugeng dan Ansori.

“Hari ini sudah ada konsolidasi tim pemenangan Agus Sarkoro, tapi untuk calon lain masih tetap diberi ruang dan panggung yang sama. Saya secara pribadi mengharap rekomendasi seluruh Koalisi Pelangi turun kepada Agus Sarkoro,” katanya saat ditemui di Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB, Minggu (23/2/2020).

Sementara itu, Ketua DPC PDI-P, Bambang Irawan mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan agenda konsolidasi internal untuk menyikapi rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang turun 18 Februari 2020 lalu.

Konsolidasi internal termasuk pembentukan badan pemenangan pemilu, kata Bambang, akan dilakukan di tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Tengah awal Maret ini.

“Untuk konsolidasi eksternal, PDIP juga telah membangun komunikasi dengan sejumlah partai diluar Golkar, diantaranya Partai Demokrat dan Gerindra,” ujarnya.

Disinggung terkait sejumlah nama yang berambisi untuk menjadi lawan dalam Pilkada, Bambang sendiri masih melihat dan menunggu.

Baca juga: Waketum Gerindra Sebut Akan Umumkan Calon Kepala Daerah Pilkada 2020 Maret

Kondisi politik Koalisi Pelangi, menurut Bambang, masih sangat dinamis hingga masa turunnya rekomendasi DPP masing-masing partai dan penetapan calon.

"Yang jelas kami bermain elegan saja, harapannya suhu politik tetap dingin, karena muaranya kan sama, bergerak untuk kemajuan Purbalingga," tutur Bambang.

Koalisi pelangi rawan pecah

Dihubungi terpisah, pengamat politik Universitas Jenderal Soedirman Indaru Setyo Nurprojo berpendapat, gerbong besar Koalisi Pelangi sangat rawan untuk pecah.

Pasalnya, ada dua bakal calon bupati yang memiliki kapasitas seimbang mendaftar dari koalisi ini.

"Untuk PDI-P dan Golkar kan sudah clear, tapi di Koalisi Pelangi ada bacalon yang sama kuat yaitu Mas Oji (M Zulhan Fauzi) dan Agus Sarkoro, masing-masing punya kapabilitas dan posisi tawar yang hampir seimbang," katanya.

Indaru memprediksi, kedua bacalon ini pasti telah memiliki titik negosiasi dengan partai pengusung.

Sehingga, jika salah satu di antara mereka gagal mendapatkan rekomendasi dari partai pengusung, maka dia akan bermanuver ke partai lain.

"Misal, rekomendasi PKB jatuh ke Agus Sarkoro, saya yakin Mas Oji akan bermanuver ke Gerindra, begitu pula sebaliknya, jadi sangat berpotensi tercipta poros ketiga," katanya.

Dia berharap poros ketiga dapat benar-benar tercipta sehingga kontestasi akan lebih hidup.

Terlebih, lanjutnya, petahana belum memilki basis poros islam yang kuat.

"Sejauh ini koalisi PDI-P hanya dengan Golkar, sedangkan PPP belum fix, sementara partai islam lain sudah masuk gerbong koalisi pelangi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com