Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2020, 22:39 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana mengatakan, formasi jabatan untuk dokter spesialis dalam seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) banyak yang kosong alias tidak ada pelamar.

Menurut Bima, tidak adanya pelamar yang mendaftar pada formasi tersebut lantaran banyak dokter spesialis enggan menjadi PNS.

“Untuk menjadi dokter spesialis membutuhkan biaya sekolah yang mahal. Sehingga, jika hanya menjadi PNS, maka modal yang dikeluarkan saat sekolah tidak bisa kembali,” kata Bima di Kantor Gubernur Maluku, Jumat (21/2/2020).

Baca juga: Kepala BKN Ingatkan Sanksi bagi ASN yang Tak Netral Saat Pilkada

Menurut dia, banyak dokter spesialis di Indonesia yang lebih memilih bekerja di rumah sakit swasta daripada menjadi PNS.

“Hampir di seluruh Indonesia kosong, karena banyak pilih rumah sakit swasta. Seseorang sekolah dokter spesialis mahal sekali. Jadi kalau dia harus jadi dokter spesialis sebagai PNS, ini modalnya enggak akan kembali. Paling murah Rp 500 Juta sekolah dokter spesialis,” kata Bima.

Sebagai contoh, di Jakarta tidak ada satupun dokter spesialis yang mau mendaftar sebagai CPNS. Begitu pun di daerah lain di Indonesia.

“Jadi di Jakarta formasi dokter spesialis tidak ada yang daftar. Di tempat lain juga begitu,” kata Bima.

Baca juga: BKD: Hasil SKD CPNS Pemprov Maluku Diumumkan Bulan Depan

Alasan lainnya, pelamar formasi tersebut kerap mempertimbangkan penempatan di daerah terpencil, apabila lulus sebagai CPNS.

Menurut Bima,  alasan tersebut selalu menjadi pertimbangan, sehingga pelamar tenaga dokter spesialis selalu kosong.

“Hal itu juga yang membuat formasi yang satu ini tidak dilirik pelamar CPNS. Apalagi dia ditaruh di tempat terpencil, pasti tidak mau,” kata Bima.

Terkait kondisi itu, Bima mengatakan, saat ini pihaknya tengah memikirkan bagaimana caranya untuk menempatkan dokter spesialis di daerah-daerah.

“Apakah lebih baik dokter umum diberikan beasiswa untuk sekolah, atau ada insentif lain supaya dia mau atau bagaimana, itu sedang kami diskusikan,” kata Bima.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com