Selain itu, kata Rafika, ada ketidak sempurnaan dalam pengawasan di dalam keluarganya. Sehingga membuat anak ini mencari-cari edukasi pendidikan seksual sendiri.
"Faktor bahwa seseorang harus tahu sebab akibat, kalau saya melakukan ini, maka akibatnya akan seperti ini, itu juga yang harus dipikirkan," ungkapnya.
Selain itu, dalam kasus ini tidak hanya pihak keluarga dan sekolah saja yang harus memperhatikan, lingkungan sekitar juga harus ikut.
Baca juga: Dicurigai Ibu, Siswi SMA Pembuang Bayi Hasil Hubungan Sedarah Mengaku Sakit Gigi
Diakui Rafika, saat ini untuk peduli sekarang sudah mulai berkurang karena induvidualisme yang terlalu tinggi. Selain itu juga tidak mau mencampuri aib keluarga orang lain dan sebagainya.
"Tapi ini ada kalahnya kita harus berasah bawah kita tidak mungkin hidup sendiri dan ada kalahnya kita harus tahu mana yang harus diperhatikan, dan mana yang harus tidak diperhatikan," katanya.
Baca juga: Pengakuan Ibu Siswi SMA Pembuang Bayi Hasil Hubungan Terlarang dengan Adik: Saya Sedih dan Menyesal
Sementara itu, Plt Women Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan Sumbar Rahmi Meri Yanti mengatakan, tindakan SHF mengajak adiknya IK melakukan hubungan intim perlu dikaji lebih lanjut.
Sebab, secara alamiah SHF tidak akan mau mengajak IK melakukan hubungan intim tanpa sebab.