KOMPAS - PR berusia 7 tahun ditemukan tak sadarkan diri di kamar rumahnya oleh Baharudin sang pamaan pada Selasa (18/2/2020),
Baharudin yang baru pulang kerja langsung memanggil tetangganya meminta bantuan untuk membawa PR ke Puskesmas Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Sayangnya nyawa PR tak bisa diselamatkan. Ia meninggal dunia.
Sementara itu tim medis menemukan luka benturan di kepala bagian belakang. Selain itu terdapat luka dan memar di perut, punggung, bibir hingga dagu PR.
Baca juga: Diperiksa, Penganiaya Bocah 7 Tahun hingga Tewas Malah Tidur Pulas sampai Ngorok
Pihak puskesmas pun langsung menghubungi Polsek Kaliorang.
PR sudah lima tahun tinggal bersama paman dan tantenya, sejak ia berusia dua tahun karena broken home.
Ibu kandung PR jadi tahanan di Lapas Balikpapan sementara sang ayah bekerja di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Baca juga: Pembunuh Bocah 7 Tahun Tidur dan Ngorok, Polisi Gotong Beramai-Ramai
Kepada polisi, Vianita mengaku emosi karena PR minum teh padahal ia memiliki alergi teh. Ia kemudian membenturkan PR ke pintu hingga terluka dan tewas.
"Pengakuan pelaku (Vianita), dia emosi karena anak ini minum teh. Kalau minum teh korban kena semacam alergi gitu. Jadi dia (pelaku) jengkel benturkan ke pintu," kata Kapolsek Kaliorang, AKP Pujito, Rabu (19/2/2020).
Saat dijemput, Vianita tidak menunjukkan rasa bersalah. Ia malah tidur dan tak mau bangun.
Baca juga: Hanya karena Minum Teh, Bocah 7 Tahun Disiksa hingga Tewas
Polisi bersama warga pun ramai-ramai menggendong hingga ke Mapolsek Kaliorang.
"Kami angkat (gendong) dia malam-malam, kalau orang yang enggak tahu masalah, bisa pikir kami siksa. Padahal dia enggak mau berdiri atau berjalan," ungkap Pujito.
Sampai di kantor polisi, Vianita tetap dalam posisi tidur. Ia juga tak bisa diajak bicara. Bahkan semalaman ia tetap tidur pulang di kantor polisi.
Baca juga: Cerita Anak Penjual Sate Keliling yang Jadi Polisi, Viral Setelah Cium Kaki Ayahnya
"Dia baru bisa diajak berbicara pagi, tapi enggak konsisten. Pelaku hanya mengakui membenturkan korban ke pintu, karena emosi," jelas Pujito.