Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cucunya Tak Mau Sekolah, Haryanto Jelaskan Duduk Perkara Hoaks Penculikan di Jember

Kompas.com - 19/02/2020, 18:01 WIB
Bagus Supriadi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Haryanto, wali murid yang dituduh sebagai penculik, menyayangkan informasi yang salah itu justru viral di masyarakat. 

Padahal, ia hanya ingin menjemput cucunya yang bersekolah di SDN Jember Lor I. Akibat informasi yang viral itu, cucu Haryanto jadi tak mau sekolah.

"Akibatnya saya yang rugi, cucu saya tidak mau sekolah," kata Haryanto di Mapolres Jember, Rabu (19/2/2020).

Haryanto kesulitan membujuk cucunya agar mau pergi ke sekolah. Karena, ia merasa bertanggung jawab dengan nasib pendidikan cucunya.

"Saya ini kakeknya, harus bertanggung jawab gimana tindakan selanjutnya," kata dia.

Duduk Perkara Dugaan Penculikan

Kejadian itu bermula ketika Haryanto menunaikan kebiasaannya, menjemput cucu menggunakan sepeda motor.

Baca juga: Viral Penculikan Anak, Dispendik Jember Batasi Pelajar Keluar Sekolah

Seperti biasa, Haryanto tiba di sekolah itu sekitar pukul 12.00 WIB. Karena siswa belum pulang, ia memarkirkan sepeda motornya di sekitar sekolah.

"Setelah itu saya jemput, lihat cucu keluar apa tidak, ternyata belum," kata Haryanto.

Karena cucunya belum pulang, Haryanto kembali ke parkiran motor. Ia menunggu hingga pukul 12.30 WIB.

Sembari menunggu, Haryanto sering bercanda dengan siswa sekolah tersebut. Ia menyebut, para siswa telah mengenalnya.

"Karena sudah tiga tahun antarjemput cucu saya di situ," jelas dia.

Setiap bertemu siswa yang pulang, Haryanto punya kebiasaan khusus, menyapa sambil saling menepukkan tangan.

"Istilahnya kalau ada anak lucu saya tos (menepukkan tangan), saya kenalan, saya elus bahunya. Saya senang anak kecil memang, makanya sampai cucu saya mau ikut saya,” beber dia.

Haryanto mengaku dirugikan akibat insiden kesalahpahaman itu. Kini, cucunya tak mau lagi diantar ke sekolah.

"Enggak usah diantar kung, saya malu sama teman," kata Haryanto menirukan perkataan cucunya.

Kesalahpahaman

Sebelumnya diberitakan, Polres Jember memanggil H, wali murid SDN Jember Lor I yang diduga hendak menculik anak, Rabu (19/2/2020).

Informasi mengenai percobaan penculikan anak itu menjadi viral di media sosial, hingga meresahkan warga.

Namun, setelah diselidiki, informasi tersebut muncul akibat kesalahan komunikasi.

Polisi kemudian meminta keterangan beberapa saksi dan melihat kamera CCTV.

Setelah itu, polisi mengundang tiga anak dan orangtuanya yang diduga sebagai korban untuk diminta klarifikasi.

Selain itu, polisi juga memanggil orang yang diduga hendak melakukan penculikan, Haryanto, salah satu wali murid di SDN Jember Lor I.

Setelah melakukan klarifikasi pada semua yang terlibat, disimpulkan peristiwa tersebut bukan penculikan anak.

Namun, informasi yang salah karena kesalahpahaman.

“H dekat dengan para pelajar, dia terbiasa menyapa para siswa seperti itu,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jember AKP Yadwivana Jumbo Qontason saat konferensi pers di Mapolres Jember.

Menurut polisi, H tidak melakukan penyekapan seperti informasi yang beredar.

Dinas Pendidikan Jember mengeluarkan surat imbauan kepada sekolah akibat kasus dugaan penculikan yang terjadi.

Dinas Pendidikan Jember meminta pihak sekolah dan wali murid lebih berhati-hati.

Dinas Pendidikan Jember telah mengonfirmasi dugaan penculikan di SDN Jember Lor 1. Pihak sekolah menyebut ada siswa mengaku didekap saat pulang sekolah.

Baca juga: Jalan Provinsi yang Nyaris Putus di Sukabumi Sudah Bisa Dilintasi Motor

Siswa itu langsung meronta dan kabur. Siswa tersebut langsung melaporkan kejadian itu kepada guru dan kepala sekolah.

Namun, Dinas Pendidikan Jember belum memiliki bukti kuat kejadian itu merupakan penculikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com