JAYAPURA, KOMPAS.com - Sebanyak 12 jenazah anggota TNI yang menjadi korban jatuhnya Heli MI-17 berhasil diidentifikasi.
"Dapat disimpulkan bahwa ke-12 korban teridentifikasi dengan data primer gigi 1 orang, teridentifikasi berdasarkan 2 data skunder berupa properti dan catatan medis sebanyak 4 orang, teridentifikasi berdasarkan data promer gigi dan properti sebanyak 6 orang, dan terakhir teridentifikasi dengan metode esklusi 1 jenazah," ujar Kabiddokes Polda Papua Kombes drg. Agustinus Mulyanto Hardi T, di Jayapura, Minggu (16/2/2020).
Baca juga: Detik-detik Evakuasi Korban Heli MI-17, Tebing Sakral, Medan Ekstrem, hingga Libatkan Warga Setempat
Metode esklusi, ujar Hardi, digunakan karena Tim DVI kesulitan mengidentifikasi satu jenazah.
"Jadi satu ini yang sisi karena inikan tertutup, totalnya sudah diketahui jadi kami bisa pakai metode ini," kata dia.
Kakesdam Kolonel CPM Djanuar Fitriadi mengungkapkan, pengumpulan data DNA dan data sekunder lainnya telah dilakukan jauh hari sebelum evakuasi.
Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses identifikasi jika akhirnya para korban ditemukan.
Ke 12 jenazah yang telah teridentifikasi adalah, Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).
Kemudian Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu) Prajurit Satu Yaniarius Loy (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).