Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nenek Buta Huruf yang Jadi Korban Penipuan, Ketakutan Setiap Orang Bersepatu Datang

Kompas.com - 13/02/2020, 18:18 WIB
Ari Widodo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Kini Mbah Tun hidup dalam trauma terutama ketika ada tamu bersepatu.

Setiap kali di rumah sendiri dan ada orang bersepatu, nenek itu langsung lari ketakutan dan bersembunyi di balik lemari atau di kolong tempat tidur.

"Kalau ada yang mendampingi begini baru mau menemui tamu, lebih lebih kalau tamunya orang asing bersepatu dan bermobil," tutur Isnaini.

Isnaini juga mengakui mengenal M , oknum petugas kesehatan yang menipu Sumiyatun.

Menurutnya, masyarakat sekitar memang banyak yang menjadi korban penipuan M. Hanya saja bentuknya berupa uang dan tidak ada yang sedalam kasus Sumiyatun ini.

Berdasarkan penelusuran juga, kasus ini sudah pernah dilaporkan ke polisi dengan nomor LP/424/XII/2010/ Jateng Res Demak, tertanggal 24 Desember 2010.

Disusul Surat Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dari Polres Demak tertanggal 8 Maret 2011.

Baca juga: Kasus Penipuan Bermodus Syuting Iklan di Bekasi, Anlene Pastikan Tak Pernah Adakan Kegiatan Serupa

Data data dari tim kuasa hukum Sumiyatun juga mencantumkan berbagai perkembangan hasil upaya peradilan bagi kasus yang menimpa Sumiyatun.

Menurut Sukarman, salah satu pengacara yang mengawal kasus Mbah Sumiyatun, di tingkat Mahkamah Agung pun gugatan dimenangkan oleh Sumiyatun.

Maka ketika kasus kembali muncul dan kepemilikan Mbah Sumiyatun atas sawah tersebut dinilai terancam.

Kaitannya dengan terduga penipuan atas nama M, pihak Mbah Sumiyatun melalui kuasa hukumnya menaruh harapan besar kepada polisi untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut meski peristiwa sudah lama berlalu.

"Laporannya kan sudah lama sampai ke Polres Demak, jadi mohon segera ditangani, " kata Sukarman yang akrab disapa Karman Sastro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com