Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jambi Temukan Lempengan Diduga Emas Batangan Bergambar Soekarno, Ditawar Rp 750 Juta hingga Kata Pemerhati

Kompas.com - 11/02/2020, 16:30 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang warga Desa Panapalan RT 03, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi bernama Erwin (30) mengaku, menemukan sebuah benda diduga emas batangan.

Pada permukaan emas seberat 1 kilogram itu diklaim terdapat gambar Soekarno.

Namun hingga saat ini, keaslian emas tersebut masih diteliti.

Baca juga: Hari Ini Harga Emas Antam Naik Rp 1.000

Ditemukan di kebun duku

Warga Desa Panapalan, RT 3, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi dihebohkan dengan penemuan benda yang diduga emas batangan bergambar Soekarno. (Tribun Jambi/Mareza Sutan AJ) Warga Desa Panapalan, RT 3, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi dihebohkan dengan penemuan benda yang diduga emas batangan bergambar Soekarno. (Tribun Jambi/Mareza Sutan AJ)
Erwin mengaku, benda diduga emas batangan itu ia temukan di kebun duku di belakang rumahnya sekitar pukul 14.00 WIB.

Ia merasa menginjak sesuatu yang licin.

"Tidak sengaja terinjak. Bentuknya seperti batangan," kata dia, seperti dilansir dari Tribun Jambi.

Saat itu pula, Erwin mengetahui ada gambar Soekarno pada permukaan emas itu.

Ia mengaku, belum bisa memastikann keaslian benda yang ditemukannya itu.

Baca juga: Sebabkan Banjir dan Longsor di Bogor, Sindikat Penambang Emas Ilegal Ditangkap

Bergambar Soekarno

Ilustrasi emas batangan.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi emas batangan.
Menurut Erwin, emas yang ditemukannya bergambar Soekarno dan memiliki berat hingga 1 kilogram.

Pada lempengan itu juga terdapat tanda tangan dan tulisan "Soekarno".

Di bagian belakangnya, terdapat gambar garuda dan tulisan BI serta 999,9.

Sedangkan di bagian samping tertulis GOLD dengan huruf kapital dan angka 24 K.

Baca juga: Viral, Pencuri Cincin Emas Kabur, Dikejar dan Ditendang Motornya tapi Tak Jatuh

Ditawar Rp 750 Juta

Ilustrasi kayaSHUTTERSTOCK Ilustrasi kaya
Usai menemukan lempengan itu, Erwin mengunggahnya ke akun Youtube.

"Ada yang tawar memang kemarin. Dia tawar sekitar Rp 750 juta," katanya. Tapi oleh Erwin, tawaran itu ditolak.

Jika benda temuannya tersebut tenyata merupakan milik negara, ia akan mengambalikannya.

"Rencananya, kami mau cek dulu ke laboratorium. Kalau memang ini produk punya Bank Indonesia, kita kembalikan," ujar dia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bongkahan Emas The Welcome Stranger Ditemukan di Australia

Kata pemerhati

Ilustrasi emas yang ditemukan di tambang.Thinkstock Ilustrasi emas yang ditemukan di tambang.
Saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/2/2020), seorang pemerhati di bidang filologi, Rendra Agusta mengemukakan, isu harta Soekarno bukan baru kali pertama ini mencuat.

Kabar mengenai harta emas Soekarno sebenarnya sudah ada sejak zaman orde baru.

"Utamanya yang percaya dan masuk dalam gerakan mesianisme," ungkap Rendra.

Hadirnya perburuan emas Soekarno juga tak lepas dari fenomena gerakan-gerakan mesianis seperti ratu adil, turangga seta dan berakhir dalam kelompok-kelompok seperti Keraton Agung Sejagat, Sunda Empire dan lain sebagainya.

"Ada upaya internal beberapa kelompok mencetak emas Soekarno palsu yang tersebar di mana-mana," ujar dia.

Rendra menceritakan, dirinya telah dua kali melihat temuan benda diduga harta emas Soekarno.

"Dua kali saya bertemu itu (benda serupa) ternyata itu emas buatan baru dan satunya sepuhan," papar dia.

Rendra menyarankan, pengecekan keaslian benda tersebut menggandeng akademisi utamanya arkeolog dan sejarawan.

Sumber: Kompas.com/ Tribun Jambi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com