Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melawan "Setan Bermata Runcing", Cara Orang Rimba Jaga Kelestarian Hutan

Kompas.com - 05/02/2020, 10:20 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Bagi Orang Rimba di Provinsi Jambi, hutan dan kekayaan di dalamnya adalah segala-galanya.

Masyarakat adat yang tinggal dan menggantungkan hidupnya dari hutan Bukit Duabelas tersebut akan mengerahkan segala cara untuk menjaganya dari usaha eksploitasi dunia luar.  

Butet Manurung, Direktur Sokola Institute, menjelaskan, salah satu perjuangan Orang Rimba menjaga hutan tersebut tertuang dalam buku berjudul Melawan "Setan bermata runcing".

"'Setan bermata runcing' adalah istilah Orang Rimba untuk menyebut pensil atau pena," kata Butet saat acara bedah buku di Sleman, DIY, Selasa (4/2/2020) malam. 

Baca juga: Sokola Institute, saat Kearifan Lokal Melawan "Setan Bermata Runcing"

Seperti dilansir dari Antara, Butet menceritakan pengalamannya saat mengajarkan baca-tulis kepada anak-anak Orang Rimba pertama kali di tahun 1999. Saat itu, muncul pertanyaan menggelitik.

"Ada pertanyaan dari anak-anak ini, yakni setelah kami bisa baca tulis, apakah kami bisa mengusir pembalak yang mengambil pohon-pohon di hutan kami?" katanya.

Dari pertanyaan tersebut, Butet menjelaskan, ada semacam pemahaman bahwa sekolah mengajarkan ilmu pergi atau meninggalkan kampung halaman.

Untuk itu, para relawan di Sokola harus cermat dalam mengemas metode pembelajaran bagi anak-anak Orang Rimba.  

"Sehingga untuk mengajak mereka belajar, model pembelajaran yang digunakan banyak diskusi, kekaguman terhadap mereka, mengenal kebiasaan mereka, kepandaian mereka di alam dan peralatan yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, ada panah, tombak, dan lainnya," katanya saat acara bedah bukunya di Sleman.

Baca juga: Klitih Marak di DIY, Ini yang Bikin Kadisdik Jengkel

Butet mengatakan, buku "Melawan Setan Bermata Runcung" berisi kumpulan pengalaman Sokola Institute saat melakukan pendampingan anak-anak Orang Rimba.

"Buku ini merupakan kumpulan pengalaman Sokola dalam mengembangkan program pendidikan sebagai upaya untuk membantu masyarakat adat menghadapi persoalan sembari tetap mempertahankan adat," katanya.

Sementara itu, dalam acara bedah buku tersebut tampak sejumlah penulis hadis, antara lain Aditya Dipta Anindita, Dodi Rokhdian, Fadilla M. Apristawijaya, Fawaz Al Batawy, dan Saleh Abdulah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com