Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Gus Sholah di Mata Haedar Nashir, Kembangkan Islam Moderat di Indonesia

Kompas.com - 03/02/2020, 13:34 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya KH Salahuddin Wahid.

Haedar menilai adik kandung Gus Dur itu merupakan sosok yang mampu mengembangkan Islam moderat di Indonesia.

"Saya atas nama pribadi maupun mewakili keluarga besar Muhamadiyah menyampaikan dukacita, Innalillahi wa inna ilaihi raji'un atas meninggalnya KH DR Salahuddin Wahid atau dikenal Gus Solah," kata Haedar saat ditemui wartawan di kediamannya, di Dusun Peleman, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Bantul, Senin (3/2/2020).

"Kami merasa kehilangan sosok yang rendah hati terbuka, demokratis, peduli pada hak asasi manusia, dan moderat," kata Haedar menambahkan.

Baca juga: Kenangan Ganjar Bersama Gus Sholah, Pernah Jadi Komentator Bola Dini Hari

Tak hanya itu, Gus Sholah juga dinilai mempraktikkan apa yang dia ajarkan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Gus Sholah juga jarang membuat pernyataan dan sikap yang ekstrem yang menimbulkan kontroversi. 

Gus Sholah sangat peduli dengan proses demokrasi di Indonesia. Di mana Gus Sholah melambangkan dan menunjukkan proses di mana rakyat harus memperoleh tempat dalam berbangsa bernegara dalam merekat kebersamaan dan persatuan.

Haedar ingat betul saat ia terlibat bersama Gus Sholah ketika Pilpres dan Pemilu 2019.

Ketika ada gesekan yang sangat keras dan kencang, Gus Sholah bersama beberapa tokoh bertemu di Menteng.

"Kita cari untuk pertemuan di lembaga-lembaga lain yang semangatnya adalah bagaimana pemilu itu tidak hanya jadi tempat untuk aspirasi rakyat dan kontestasi politik, tapi tetap menjaga kebersamaan, tidak gaduh. Tidak menimbulkan konflik yang dapat merusak persatuan dan Kebangsaan," ucap Haedar.

Sempat berbincang film 

Disinggung mengenai komunikasi terakhir, Haedar menceritakan pada 12 Januari 2020 sempat bertemu Gus Sholah dan membahas launching film 'Jejak 2 Ulama" yang digagas bersama.

"Tanggal 12 Januari itu beliau masih kontak saya untuk bagaimana agar film ini bisa dilaunching dan menghadirkan Presiden (Joko Widodo). Bahkan, kami sudah menandatangani surat kepada Pak Presiden pada tanggal 22 Januari, karena rencananya (film Jejak 2 Ulama) dilaunching tanggal 2 Februari itu," ucap Haedar.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Rumahnya Bantul Senin (3/2/2020)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Rumahnya Bantul Senin (3/2/2020)

Namun, launching film belum terlaksana, Gus Sholah sudah berpulang.

"Jadi waktu-waktu terakhir kami berjumpa dan berdiskusi adalah tetap bagaimana semangatnya generasi bangsa tahu jejak para tokoh umat dan bangsa yang harus jadi contoh teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Haedar. 

Baca juga: Gus Sholah Wafat, Yusril Ihza Mahendra: Beliau Tokoh Islam Moderat

Dirinya sempat menengok Gus Sholah Tanggal 31 Januari 2020.

Saat itu Gus Sholah dalam proses operasi dan tidak sempat bertemu.

Haedar menyampaikan, ia akan ke pemakaman Gus Sholah di Tebuireng, Jombang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com