Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] 2 Pasien di RSHS Belum Pasti Terjangkit Corona | Viral Video Pawang Ular Dipatuk King Kobra

Kompas.com - 28/01/2020, 06:40 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita tentang wabah virus corona terus menjadi sorotan pembaca di Kompas.com hari kemarin.

Salah satunya tentang dua pasien yang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Kedua pasien belum dipastikan apakah positif terjangkit virus corona.

Sementara itu, berita tentang sebuah video seorang pria paruh baya yang sedang bermain dengan ular jenis king kobra, menjadi viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @ndorobeii, pria tersebut hanya tertawa-tawa saat ular kobra mematuk berkali-kali.

Setelah itu, pria yang bernama Norjani alias Nek Tadong tersebut tewas.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Viral seorang pria dipatuk ular kobra berkali-kali

Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan seorang pria paruh baya sedang bermain dengan ular kobra.Tangkapan layar Instagram Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan seorang pria paruh baya sedang bermain dengan ular kobra.

Dari keterangan Kapolsek Toho, Iptu Dede Hasanudin, peristiwa Norjani dipatuk ular pada hari Sabtu (25/1/2020) lalu, di Dusun 1 RT 002 R W001 Desa Pak Utan, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Sabtu (25/1/2020).

"Benar memang ada warga yang juga diduga pawang ular yang dipatok ular dan akan dimakamkan hari ini, namanya Norjani alias Nek Tadong warga Desa Pak Utan, Toho," ujar Dede, Senin (27/1/2020).

Menurutnya, Norjani sekitar pukul 16.00 waktu setempat, melakukan atraksi bersama ular king kobra.

Pada saat atraksi itu, kobra menggigit tangan sebelah kanan dan kening Norjani.

Setelah digigit, atraksi dihentikan dan Norjani dilarikan ke klinik. Namun, nyawanya tidak dapat diselamatkan.

Baca berita selengkapnya: Viral Pria di Kalbar Bermain dan Tertawa Saat Digigit King Kobra Berkali-kali, Akhirnya Tewas

2. RSHS Bandung jelaskan kondisi dua pasien

Direktur dan tim medis RSHS menggelar konferensi pers terkait pasien yang diduga terpapar virus korona di RSHS Bandung, Jawa Barat, Senin (27/1/2020).KOMPAS.com/ AGIE PERMADI Direktur dan tim medis RSHS menggelar konferensi pers terkait pasien yang diduga terpapar virus korona di RSHS Bandung, Jawa Barat, Senin (27/1/2020).

Seperti diketahui, RSHS Bandung telah menerima dua orang pasien laki-laki diduga terpapar gejala virus corona.

Direktur Utama RSHS Bandung Dr R Nina Susana Dewi mengatakan, dua orang pasien ini belum dipastikan terinfeksi virus corona.

Pihak rumah sakit, hingga saat ini, masih melakukan observasi infeksi saluran pernafasan akut.

"Hari ini sampel di kirim ke Litbangkes. Sampai sekarang baru observasi infeksi saluran penafasan akut," kata Nina dalam konferensi pers di RSHS Bandung, Senin (27/1/2020).

Baca berita selengkapnya: Berita Lengkap RSHS Isolasi 2 Pasien yang Diduga Terpapar Virus Corona

3. Wisatawan asal China diminta persingkat kunjungan di Sumbar

Wisatawan asal Kunming, Provinsi Yunnan, China berebut mendapatkan kelapa muda yang disuguhkan di STIB Pariaman, Sumatera Barat. Wisatawan asal Kunming, Provinsi Yunnan, China berebut mendapatkan kelapa muda yang disuguhkan di STIB Pariaman, Sumatera Barat.

Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit meminta kunjungan 150 wisatawan asal China di provinsinya dipercepat.

Alasannya, Nasrul merasakan adanya penolakan dari masyarakat soal keberadaan turis asal negara yang jadi tempat pertama kali munculnya virus corona.

"Ini kan menyangkut hubungan luar negeri. Jadi kita sedang bernegosiasi dengan pihak China dan travel agen agar kunjungannya di Sumbar dipersingkat saja," kata Nasrul Abit yang dihubungi Kompas.com, Minggu (26/1/2020) malam.

Baca berita selengkapnya: Ada Penolakan dari Warga, Wagub Sumbar Minta Kepulangan Turis China Dipercepat

4. Kisah pengusaha sedotan bambu yang mendunia

SEDOTAN BAMBU--Fahmi Ali Mufti, milineal asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur menunjukkan sedotan bambu karyanya yang sudah diekspor di Korea, Jepang, Perancis dan Australia.KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI SEDOTAN BAMBU--Fahmi Ali Mufti, milineal asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur menunjukkan sedotan bambu karyanya yang sudah diekspor di Korea, Jepang, Perancis dan Australia.

Fahmi Ali Mufti (24), pemuda milenial kelahiran Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tak sangka produknya akan mendunia.

Usaha tersebut, menurutnya, berawal dari rasa ingin membuat produk lokal yang dapat memberdayakan para santri pesantren milik keluarga besarnya.

Setelah berbekal ketekunan dan dukungan para santri, sedotan bambu buatan Fahmi makin hari makin diminati.

Apalagi, setelah Fahmi diundang acara talk show sebuah stasiun televisi, pesanannya makin banyak dari berbagai daerah.

"Awalnya saya bersama saudara-saudara berdiskusi untuk membuat usaha dengan memberdayakan para santri di pesantren," kata Fahmi, kepada Kompas.com, Jumat (24/1/2020) lalu.

Baca berita selengkapnya: Kisah Milenial Pengusaha Sedotan Bambu, Ekspor ke Eropa, Asia dan Australia

5. Kisah miris seorang siswi SD diculik selama 4 tahun

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.

Berdasar keterangan polisi, kasus ini bermula ketika tersangka menelepon orangtua korban untuk menyewa SF memijat badan tersangka.

Korban memang dikenal punya kemampuan memijat, sehingga banyak dimintai bantuan warga.

Sebelumnya, tersangka sendiri sudah empat kali menggunakan jasa korban.

"Sejak ke rumah tersangka untuk memijat itu, korban kemudian tidak pernah kembali ke rumah orangtuanya," kata Paur Humas Polres Cianjur, Ipda Budi Setiayuda, seperti dikutip dari rilis tertulis, Minggu (26/01/2020).

Mirisnya, korban yang kini berusia 15 tahunn diketahui sedang berbadan dua dengan usia kehamilan 9 bulan.

Baca berita selengkapnya: Cerita Siswi SD Diculik 4 Tahun hingga Pulang Dalam Keadaan Hamil

(Penulis: Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi, Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman, Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor: Farid Assifa, Robertus Belarminus, Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com